Bisnis.com, PADANG - Empat calon anggota DPD RI Provinsi Sumatra Barat terpilih pada Pemilu 2024 harus menerima kenyataan untuk melakukan pemungutan suara ulang (PSU) usai amar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan pemohon Irman Gusman yang juga sebagai calon peserta anggota DPD RI Sumbar.
Melihat hasil rekapitulasi KPU Sumbar 10 Maret 2024, Cerint Iralozza Tasya memperoleh suara terbanyak 489.942 suara, diikuti Emma Yohanna 377.605 suara, Jelita Donal 308.986 suara, dan yang keempat Muslim Yatim 275.203 suara.
Kini setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 03-03/PHPU.DPD-XXII/2024, maka Pemilu 2024 di Sumbar khusus untuk DPD RI harus dilakukan pemungutan suara ulang.
Lalu bagaimana tanggapan calon senator yang telah meraih suara terbanyak, berikut penjelasan 4 calon anggota DPD RI terpilih terkait putusan MK yang menyatakan PSU DPD dilakukan.
1. Cerint Iralozza Tasya
Dia menegaskan sangat menghormati keputusan MK tersebut, namun di satu sisi Cerint merasa, upaya, waktu, dan tenaga yang dilakukannya selama mengikuti tahapan pemilu hingga dinyatakan sebagai calon senator suara terbanyak di Sumbar, seakan sia-sia saja.
Baca Juga
"Saya tidak mempermasalahkan jika nanti pemilihan untuk DPD RI harus PSU. Tapi yang saya khawatirkan adalah partisipasi pemilih, apakah akan lebih baik dari pemilihan pada Februari 2024 itu, atau malah lebih buruk," katanya, Kamis (13/6/2024).
Calon anggota DPD RI generasi milenial ini juga mengatakan optimis akan bisa kembali menang pada PSU DPD RI mendatang, kendati ada kekhawatiran membayang-bayangi tentang partisipasi pemilih.
"Khawatirnya bukan soal menang atau kalah, tapi lebih khawatir soal partisipasi pemilih yang datang ke TPS itu," tegasnya.
2. Emma Yohana
Menurut senator senior asal Sumbar ini sangat mengapresiasi upaya Irman Gusman dalam memperjuangkan dirinya yang tidak masuk dalam daftar calon tetap (DCT) anggota DPD RI Sumbar karena pernah menjalani pidana korupsi. Kini, MK memutuskan pemilihan calon anggota DPD RI harus dilakukan PSU.
"Apa yang dilakukan oleh pak Irman Gusman sangat luar biasa. Namun hal yang jadi persoalan sekarang, apakah mungkin berjalan dengan baik bila PSU DPD RI tetap dilangsungkan," ucapnya.
Emma juga optimis bahwa kendati nanti dilangsungkan PSU untuk DPD RI, dia masih mampu untuk meraih suara terbanyak yang dapat mengantarkannya ke Senayan.
Tapi bicara soal partisipasi pemilih, Emma memiliki pandangan yang hampir sama dengan Cerint, karena mengkhawatirkan partisipasi pemilih pada PSU tersebut.
"Sampai sekarang kan belum jelas bagaimana teknis PSU DPD RI ini dari KPU Sumbar," sebutnya.
Dikatakannya KPU Sumbar perlu segera memberikan penjelasan terkait teknis pelaksanaan PSU DPD RI itu. Apakah sama seperti pemilu pada Februari 2024 lalu itu, atau ada cara yang mungkin lebih memudahkan pelaksanaan PSU nya.
"Kalau PSU nya dilakukan seperti pemilu Februari 2024 itu, cukup panjang memang. Mulai lagi dari awal, percetakan surat suara, pelipatan surat suara, kotak suara, hingga tahapan sampai ke TPS," katanya.
Dia berharap KPU segera menyampaikan juknis pelaksanaan PSU dan juga perlu untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa akan dilangsungkan PSU DPD RI.
3. Jelita Donal
Kemudian Jelita Donal yang merupakan calon anggota DPD RI pendatang baru yang juga memperoleh suara terbanyak dan memiliki kesempatan ke Senayan pada Oktober 2024 nanti, berpendapat dengan adanya PSU tersebut merasa terdzalimi.
"Masyarakat Sumbar sudah melakukan pemilihan, tiba-tiba hasilnya dibatalkan demi menyelamatkan keadilan untuk seseorang," ujarnya.
4. Muslim Yatim
Sementara itu untuk calon anggota DPD RI yang juga meraih suara terbanyak, Muslim Yatim, dan juga petahana, belum memberikan keterangan dan tanggapan soal putusan MK untuk pelaksanaan PSU DPD RI Sumbar.