Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelajah UMKM: Laris Manis Pempek Wong Palembang dari Medan

Simak perjalanan bisnis Widyawati menjalankan bisnis makanan khas wong Palembang, Pempek.
Widyawati, wong Palembang pemilik usaha Pempek Nabil di Medan menunjukkan kemasan pempek yang siap dibekukan, Rabu (5/6/2024). Bisnis/Delfi Rismayeti
Widyawati, wong Palembang pemilik usaha Pempek Nabil di Medan menunjukkan kemasan pempek yang siap dibekukan, Rabu (5/6/2024). Bisnis/Delfi Rismayeti

Bisnis.com, MEDAN - Bisnis kuliner memang menggiurkan lantaran perputaran uang yang cepat dan profit menjanjikan, meski kalau salah langkah bisa bikin rugi bandar.

Hal itu yang membuat Widyawati, pemilik usaha pempek rumahan khas Palembang di Medan bermerek dagang "Pempek Nabil" ekstra teliti saat hendak berekspansi meski telah sukses meraup untung selama kurang lebih 9 tahun berkecimpung di dunia bisnis kuliner online.

Sejak memulai usaha rumahannya pada 2015 silam, Widyawati baru memutuskan membuka satu resto Pempek Nabil di komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbi) tahun 2023 lalu.

"Sebenarnya sejak Pempek Nabil ini mulai dikenal orang sekitar tahun 2017, saya sudah berencana untuk membuka resto karena banyak permintaan. Tapi, baru terlaksana di 2023 kemarin. Kami perlu teliti memilih tempat karena hitungannya pempek kami agak mahal dengan cita rasa yang insyaAllah otentik Palembang," kata Widyawati kepada Tim Jelajah Jurnalistik Bisnis Indonesia dalam agenda Ekspedisi UMKM Champion Sumut 2024 di salah satu gerai Pempek Nabil di Medan, Rabu (5/6/2024).

Widyawati berdarah asli Palembang. Ibu satu anak ini ikut suaminya yang dipindah tugas ke Medan pada 2015 silam. 

Dia mengaku mulanya tidak pandai membuat pempek, namun kesenangan pada bisnis online mendorong Widyawati untuk terus menemukan formula rasa pempek yang otentik untuk dijual.

Pempek bikinan Widyawati sejak awal dipasarkan secara online melalui berbagai platform media sosial. Hampir seluruh wilayah di Sumatra mulai dari Medan, Aceh, Pasaman (Sumbar), Pekanbaru, hingga Batam diklaimnya telah merasakan kegurihan Pempek Nabil. Umur simpan makanan beku yang relatif singkat membuat pengiriman terjauh Pempek Nabil baru sampai ke Jakarta.

"Kami kirim-kirim ke luar kota via pesan online. Dulu bahkan orang komplek nggak tau kalau kami bikin pempek, meski kami sudah kirim-kirim pesanan ke luar kota. Padahal kami di luar kota sudah terkenal, orang dalam komplek nggak tau kalau kami jualan," kenangnya.

Bisnis Pempek Nabil berkembang pesat bahkan hingga merambah sejumlah retail, hotel, restoran, hingga cafe di Medan dengan rata-rata sistem pembayaran di muka.

Begitupun dengan reseller Pempek Nabil yang kian membludak, menyokong lebih dari 50% penjualan dan tersebar hampir di seluruh daerah di Pulau Sumatra, kecuali Palembang, tentu saja.

Cita rasa melekat Pempek Nabil terbuat dari 200 kilogram (kg) ikan tenggiri yang dikirim supplier setiap minggunya ke dapur produksi mereka di Perumahan Menteng Indah, Medan.

Kendati senang produknya diterima pasar dengan baik, Widyawati mengaku tetap mensortir gerai maupun supermarket tempat dia akan menaruh produknya.

"Tergantung seberapa cepat waktu perjanjian pembayaran mereka karena kami ini kan, UMKM yang modalnya masih terbatas sehingga kami membutuhkan perputaran uang yang cepat," aku wong Palembang ini.

Bahkan, usaha 'iseng' Widyawati dulu ini kini beromzet mencapai ratusan juta per bulan, setelah kurang lebih 2 tahun (2015-2017) 'berkenalan' dengan konsumen di Medan yang saat itu masih asing dengan pempek.

Wirausaha Unggulan Bank Indonesia

Keputusan Widyawati mendaftar program Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI) yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara (KPw BI Sumut) di pertengahan 2019 lalu menjadi salah satu yang ia syukuri.

Perempuan yang mengaku tak pernah tergabung dalam komunitas apapun selama menetap di Medan ini merasakan dampak dari pelatihan, pembinaan, maupun jejaring yang ia dapatkan selama menjadi bagian dari WUBI. Tidak hanya memperluas pasar, tapi sekaligus semakin meningkatkan citra Pempek Nabil sebagai kuliner Palembang yang premium di Medan.

"BI memfasilitasi apa yang kita butuhkan. Misalnya butuh pelatihan, nanti didatangkan mentor sesuai yang dibutuhkan itu. Jadi, kami dapat belajar gratis, difasilitasi ilmu. Dan itu menurut saya lebih dari sekadar modal uang. Menurut saya modal yang penting dalam usaha itu, ya, ilmu," terangnya.

Ke depan, Widyawati mengatakan akan fokus pada produksi dan ekspansi bisnis Pempek Nabil.

Setelah resto di Komplek Tasbi, Widyawati berencana akan membuka lagi cabang resto Pempek Nabil di Medan. Ia juga tengah menjaring sejumlah retail frozen food, hotel, serta restoran untuk menjadi mitra.

"Penjualan pempek saat ini lebih dari 50% nya disokong oleh reseller. Jadi kami lebih banyak fokus ke produksi dan ekspansi," kata Widyawati. (K68)

1718153164_04907546-422c-4b36-93ea-6aeb9d4dcb02.
1718153164_04907546-422c-4b36-93ea-6aeb9d4dcb02.

Kemasan beku Pempek Nabil yang tersedia di freezer salah satu gerai mereka di Komplek Perumahan Menteng, Medan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper