Bisnis.com, PADANG - Hamparan perkebunan stroberi di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Sumatra Barat kini menjadi agrowisata yang tengah banyak diminati masyarakat.
Data Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar, perkebunan stroberi tersebar di Kabupaten Solok seluas 25 hektare, Kabupaten Tanah Datar 12 hektare, dan Kabupaten Agam 15 hektare.
"Lahannya memang tidak begitu luas sebenarnya. Tapi keberadaan kebun stroberi telah mampu mendatangkan nilai ekonomi desa, karena perkebunan stroberi itu menjadi agrowisata," kata Sekretaris Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar Ferdinal Asmin, Selasa (11/6/2024).
Dia menyebutkan keberadaan perkebunan stroberi ini memang tidak terlalu luas, sehingga produktivitasnya tidak banyak. Dapat dikatakan hasil panen stroberinya, hanya diperjualbelikan secara lokal.
"Hasil panennya dijual di pasar-pasar sekitar daerah tempat kebunnya itu. Tapi ada keuntungan lain yang didapatkan petani yakni dari kunjungan warga yang datang memetik langsung stroberinya," ujar dia.
Ferdinal melihat bila daerah lainnya bisa ikut mengembangkan perkebunan stroberi, maka besar kemungkinan akan mampu dapat mendorong ekonomi di desa. Karena agrowisata stroberi memiliki daya tarik yang menarik untuk dikunjungi.
Baca Juga
Salah satu perkebunan stroberi yang cukup menarik perhatian banyak orang, yakni perkebunan Angah Bancah yang berada di Kabupaten Agam.
Kebun stroberi tersebut menjadi salah satu agrowisata yang ramai dikunjungi banyak orang. Ada fasilitas yang disiapkan yakni pengunjung bisa memetik secara langsung, dan kemudian hasil panen akan dijual ke pengunjung Rp80.000 per kg.
Bupati Agam Andri Warman mengatakan telah melakukan kunjungan ke lokasi agrowisata stroberi tersebut. Selain adanya hamparan perkebunan stroberi, di kebun stroberi Angah Bancah juga menyediakan bibit stroberi dan sarung stroberi, keripik daun stroberi, stik sulur stroberi, sirup stroberi, teh telur stroberi, dan selai stroberi.
"Pemkab Agam sangat mendukung warga yang mengembangkan usaha stroberi, termasuk wilayah yang sudah cukup banyak menghasilkan stroberi di Kabupaten Agam," jelasnya.
Menurutnya sampai saat ini sudah terdapat lebih dari 20 kebun stroberi yang dikelola, baik untuk tujuan produksi maupun untuk tujuan agrowisata.
Dia berharap usaha agrowisata kebun stroberi tersebut dapat terus berkembang. "Tentu akan memberikan dampak kepada ekonomi di desa," sebutnya.
Kemudian perkebunan stroberi juga terdapat di Kabupaten Solok, yang memiliki agrowisata DZ Jikho Strawberry Organik. Untuk sampai ke tempat ini, hanya dibutuhkan waktu sekitar 1 sampai 1,5 jam perjalanan dengan kendaraan dari Kota Padang.
Salah seorang pengunjung, Andri menyampaikan keberadaan kebun stroberi di Solok tersebut, sangat membantu keluarganya menikmati wisata alam yang asri.
"Di kawasan agrowisata itu, pemandangannya indah, udaranya sejuk, segar, dan anak-anak saya terlihat sangat senang menikmati pemandangan, serta ada pengalaman dalam melihat langsung perkebunan stroberi," ujarnya.
Untuk bisa masuk kebun, pengunjung dipungut biaya Rp5.000 untuk anak-anak dan Rp10.000 untuk orang dewasa. Hasil panen pengunjung akan dijual kembali dengan harga Rp10.000 per ons.