Bisnis.com, MEDAN- Pemerintah mendorong semangat wirausaha masuk ke lingkungan pesantren dan madrasah supaya sejak dini muncul kecakapan dan ketangkasan dalam kemandirian ekonomi di semua elemen masyarakat.
Ar-Raudlatul Hasanah, salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Deli Serdang, Sumatra Utara merintis jalan kemandirian ekonomi itu dengan mengelola bisnis air mineral kemasan dan roti kekinian untuk menangkap peluang ekonomi tidak saja untuk kebutuhan warga pesantren yang berjumlah hampir 4000 orang tapi juga potensi pasar dari warga di sekitar pesantren.
Bisnis air minum kemasan itu bermula dari bantuan mesin pengolahan air minum yang diberikan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut pada 2019. Bantuan mesin pengolah itu memiliki kapasitas produksi 150 dus air kemasan gelas per hari. Sedangkan untuk kemasan botol masih dilakukan dengan manual dengan kapasitas produksi sekitar 50 dus per hari.
Sejak awal tahun ini, Ponpes Ar-Raudlatul Hasanah sudah mulai menjual produksi air mineral kemasannya untuk umum, menyusul selesainya seluruh bentuk perizinan yang disyaratkan untuk penjualan air minum dalam kemasan secara komersial.
“Sebelumnya kami memproduksi air minum kemasannya untuk memenuhi kebutuhan pesantren dengan jumlah penghuni mencapai 4000-an orang, 3600 orang di antaranya adalah santri kami. Kini produksi air minum kami sudah dijual ke luar lingkungan pesantren dengan merek Raudhah,” ujar Badruzzaman Sembiring, Manager UPT Pengembangan Usaha Luar Pesantren Ponpes Raudhlatul Hasanah kepada Tim Jelajah Jurnalistik Bisnis Indonesia dalam agenda Ekspedisi UMKM Champion Sumut 2024 di rumah produksinya, di Deli Serdang, Rabu (5/6/2024).
Badruzzaman menyakini bisnis air minum kemasan ini bisa menjadi sumber pendanaan ponpes Ar-Raudlatul Hasanah sekaligus menjadi pembelajaran eknomi mandiri bagi kalangan santri dan warga pesantren tersebut.
Baca Juga
Besar potensi bisnis air minum tersebut mendorong manajemen untuk meningkatkan kapasitas usaha dengan meningkatkan kapasitas produksi dari 150 kardus kemasan gelas menjadi 500 kardus per hari, termasuk peningkatan kapasitas air kemasan botol dan galon.
“Kami mau upgrade mesin dan bangunan juga ke depan untuk pengembangan usaha pesantren ini. Rencananya mau bikin bangunan ini jadi dua lantai. Saya hitung-hitung totalnya hampir Rp700 juta kebutuhan dananya," kata dia.
Etalase Raudhah Bakery
Ponpes Ar-Raudlatul Hasanah juga memiliki outlet toko roti di lokasi strategis yang berada di pinggir jalan utama di luar komplek ponpes tersebut. Sebuah toko roti layaknya toko roti modern kekinian berkonsep kafe kopi.
“Kami juga ada bakery, namanya Raudhah Bakery dengan harga produk mulai Rp6.000 per bungkus. Produksi rata-rata 500 per hari. Sebagian konsumsinya untuk santri,” ujar Manager UPT Pengembangan Usaha Luar Pesantren Ponpes Raudhlatul Hasanah tersebut.
Sesungguhnya, awal mula Bank Indonesia membantu ponpes ini dimulai dari pengembangan toko roti tersebut yang kemudian berlanjut untuk pengembangan bisnis air minum kemasan.
Badruzzaman mengatakan, selain mesin pengolahan air minum, bantuan lain dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut berupa pelatihan peningkatan skill produksi roti, pemberian mesin untuk cup sealer, dan alat oven untuk roti.
Ponpes tersebut memiliki dua bentuk usaha, yakni UMP (usaha milik pesantren) yang operasional berada di dalam pesantren seperti santri mart, pangkas rambut putra dan salon putri, hingga semacam restoran cepat saji ayam goreng.
Serta, Usaha luar pesantren (ULP) dengan bisnis yang sudah berjalan, seperti toko roti dan air minum kemasan yang operasional bisnisnya berada di luar area pesantren.
Untuk pengelolaan bisnis ponpes tersebut, Badruzzaman mengharapkan bisa berkembang lebih pesat dan maju untuk kepentingan pengembangan ekonomi umat supaya bisa membangun kemandirian ekonomi.
Kemitraan dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara, menurutnya, sangat membantu pengembangan ekonomi ponpes tersebut, sehingga memiliki konsep pengelolaan yang lebih profesional dan memiliki kualitas produk yang mampu untuk bersaing dengan produk sejenis di pasar.