Bisnis.com, PADANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kondisi sektor jasa keuangan di Provinsi Sumatra Barat posisi Februari 2024 tumbuh positif dengan tingkat risiko yang masih terjaga dalam menghadapi tingginya suku bunga global.
Plt. Kepala OJK Provinsi Sumbar Guntar Kumala mengatakan kinerja sektor jasa keuangan tersebut juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumbar yang menunjukkan kinerja positif, tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan IV-2023 (yoy) tercatat sebesar 4,30%.
"Kondisi kinerja masih bagus, kami berharap situasi positif ini terus terjadi," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (18/4/2024).
Dia merinci untuk kinerja industri perbankan (Bank Umum dan Bank Perekonomian Rakyat) di Sumbar tumbuh positif. Pada Februari 2024, aset perbankan tumbuh 6,59% (yoy) menjadi sebesar Rp80,67 triliun dan penyaluran kredit/pembiayaan tumbuh 7,31% (yoy) menjadi sebesar Rp69,93 triliun.
Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 4,79% (yoy) menjadi sebesar Rp54,10 triliun. Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL 2,37%, dan rasio LDR 129,26%.
Penyaluran kredit untuk pelaku UMKM mencapai Rp31,29 triliun, tumbuh sebesar 11,01% (yoy). Penyaluran kredit kepada pelaku UMKM ini mencapai 44,74% dari total kredit perbankan di Sumbar.
"Kredit UMKM paling banyak disalurkan kepada sektor perdagangan besar dan eceran dengan pangsa mencapai 24,42% dan ke sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 21,47%," jelasnya.
Untuk kinerja perbankan syariah, dari sisi aset, DPK dan penyaluran pembiayaan masih menunjukan pertumbuhan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Begitupun untuk aset perbankan syariah Sumbar tumbuh sebesar 15,41% (yoy) menjadi sebesar Rp10,44 triliun, dengan penghimpunan DPK meningkat sebesar 14,89% (yoy) menjadi sebesar Rp9,93 triliun dan penyaluran pembiayaan tumbuh 25,48% (yoy) menjadi sebesar Rp8,99 triliun.
Risiko pembiayaan juga masih terjaga dengan rasio NPF 1,74%, dan rasio FDR 90,57%," ujarnya.
Menurutnya Kinerja Bank Perekonomian Rakyat di Sumbar juga tumbuh dengan baik. Aset tumbuh 7,35% (yoy) menjadi sebesar Rp2,58 triliun, penghimpunan DPK tumbuh 3,70% (yoy) menjadi sebesar Rp1,91 triliun.
Sedangkan penyaluran kredit atau pembiayaan meningkat 10,48% (yoy) menjadi sebesar Rp1,99 triliun, dengan 70,51% merupakan kredit atau pembiayaan bagi UMKM.
"Risiko kredit atau pembiayaan terjaga dengan rasio NPL/NPF 8,38%, dan rasio LDR/FDR 104,13%," tutupnya.