Bisnis.com, PADANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi bencana hidrometeorologi di wilayah Sumatra Barat yang disebabkan tingginya intensitas hujan yang terjadi sejak Kamis (7/3) kemarin.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman Desindra Deddy Kurniawan menjelaskan berdasarkan analisis dinamika atmosfer tanggal 08 Maret 2024 terpantau adanya peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan menyebabkan peningkatan peluang kejadian cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi di Sumbar.
"Jadi terhitung hari ini hingga tanggal 10 Maret nanti, bencana alam seperti banjir dan banjir bandang, serta tanah longsor masih berpotensi terjadi," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (8/3/2024).
Menurutnya melihat kondisi tersebut, kabupaten dan kota di Sumbar yang berada dalam kondisi waspada terjadi kondisi cuaca ekstrem, tersebar di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pasaman barat, Pasaman, Limapuluh kota, Agam, Bukittinggi, Tanah datar, Padang panjang, Padang pariaman, Pariaman, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Sijunjung, dan Dharmasraya.
"Masyarakat diimbau untuk selalu mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi dengan mengenali titik-titik rawan bencana," ujarnya.
Dia menyampaikan perlu bagi BPBD atau pemerintah daerah untuk membuat peta yang bisa diakses masyarakat, sehingga bisa dilalui dengan aman oleh masyarakat, apabila kondisi hujan terjadi dalam intensitas yang tinggi dan durasi yang lama.
Baca Juga
Dari data BMKG merinci, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mendominasi sebagian besar wilayah Sumbar. Hujan dengan intensitas sangat lebat umumnya terjadi di wilayah bagian Pantai Barat Sumbar.
Sedangkan hujan dengan intensitas ekstrim terjadi di Kabupaten Pasaman Barat yakni di Sasak 328 mm dan di Kinali 196 mm.
Lalu di Kabupaten Padang Pariaman yakni di Kayu Tanam 257 mm, Batang Anai 368 mm, dan Stamet Minangkabau 364.8 mm. Untuk Kota Padang yakni di Bandar Buat 394.6 mm, Stamar Teluk Bayur 275.6 mm, Pesisir Selatan yaitu di Tarusan 320 mm dan Kambang : 185.3 mm.
Selanjutnya di Kabupaten Solok tepatnya di Muara Paneh 132 mm. Kabupaten Pasaman yaitu di Bonjol 180 mm, dan Simpati 204 mm. Kemudian Agam tepat di Tiku 279,5 mm dan Lubuk Basung 194 mm.
"Jadi normalnya intensitas hujan itu di angka 50-100 mm. Kalau lebih dari 100 mm itu sangat lebat. Sementara kini tercatat mencapai 300 mm lebih artinya hujan yang turun sudah ekstrim," jelasnya.
Menurutnya akibat dari tingginya intensitas hujan tersebut telah menyebabkan beberapa kota dan kabupaten di Sumbar mengalami bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, pohon tumbang dan meningkatnya debit air sungai.