Bisnis.com, PALEMBANG – PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR) menunjukkan pertumbuhan bisnis yang signifikan setelah bergabung dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) pada 2022.
Hal itu diungkapkan Direktur (Fungsi Keuangan & SDM) SMBR Rahmat Hidayat saat menjadi narasumber dalam acara kegiatan Forum Calon Investor yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumsel, beberapa waktu lalu.
Kegiatan yang bertajuk “PDKT: Pendekatan dengan yang punya slogan Kokoh & Tahan Lamo SMBR” dihadiri oleh 51 peserta dari beragam kalangan di antaranya mahasiswa dan pelaku bisnis di Kota Palembang. Acara dibuka oleh Hari Mulyono selaku Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumsel.
Pada kesempatan tersebut, Rahmat memaparkan peluang bisnis yang dihadirkan oleh SMBR meliputi kinerja bisnis, kinerja environment, social, and government (ESG) serta pencapaian.
“Kami merasakan dampak positif yang besar setelah bergabung dengan SIG karena didukung dengan supply chain management yang terkonsolidasi. Kita simak dari kinerja produksi di tahun 2023, volume terak tumbuh 12,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Lalu volume produksi semen juga tumbuh 7,5 persen. Lalu kinerja penjualan, volume penjualan semen terus tumbuh sebesar 7,6 persen hal ini seiring dengan sinergi jaringan logistik dalam grup yang membuka peluang bagi SMBR untuk meningkatkan utilitas pabrik,” ungkapnya dalam keterangan pers, Rabu (6/3/2024).
Dalam market share, Rahmat mengungkapkan SMBR berhasil mempertahankan market share di wilayah Sumbagsel sebesar 33%. “Kita masih menjadi market leader termasuk di pasar utama yaitu Provinsi Sumsel dan Lampung,” tegasnya.
Baca Juga
Dari sisi kinerja keuangan, SMBR mencatatkan kinerja keuangan yang terus tumbuh dan solid dalam tiga tahun terakhir. “Sampai tahun 2023 terjadi peningkatan pendapatan yang didorong oleh pertumbuhan volume penjualan semen dan kontribusi atas penjualan produk derivative seperti white clay sehingga laba bersih SMBR terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini berdampak positif pada EBITDA yang terus tumbuh,” ujar Rahmat dalam paparannya.
Lanjutnya, ia menyampaikan SMBR juga memiliki produk turunan yaitu white clay sebagai bahan baku dari pembuatan pupuk nitrogen, phospat, kalium (NPK) yang merupakan salah satu bisnis strategis SMBR.
White clay ini dihasilkan dari riset dan pengembangan yang dilakukan oleh tim SMBR dan sudah ada hak patennya. “Alhamdullilah produk white clay yang kita hasilkan ini sudah ada hak patennya yang diterbitkan oleh Kemenkumham, kita juga sebagai industri semen pertama di Indonesia yang berhasil menghasilkan white clay,” tutur Rahmat.
Selain itu, dalam paparannya ia juga menjelaskan kinerja ESG sebagai bagian dari keberlanjutan perusahaan. Dari sisi lingkungan, SMBR berhasil menurunkan emisi karbon berkat pengunaan bahan bakar alternatif melalui pengelolaan limbah sebagai pengganti batubara.
“Kita bekerjasama dengan mitra penghasil limbah, dari limbah itu kita kelola dan kita manfaatkan menjadi bahan bakar alternatif ini juga bagian dari efisiensi operasi yang menghasilkan nilai tambah bagi SMBR dan tentunya pelestarian lingkungan. Lalu kita juga meraih PROPER Hijau, penghargaan ini sulit didapatkan, tapi kita berhasil artinya kita melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik,” kata Rahmat.
Pada program tanggung jawab sosial dan lingkungan, SMBR melakukan beberapa program antara lain Rumah BUMN Baturaja dan pengelolaan ekosistem pada area lahan bekas dengan pengelolaan sistem silvikultur menjadi habitat budidaya koloni lebah trigona.
“Kita bantu UMKM di Baturaja lewat Rumah BUMN Baturaja, apalagi salah satu UMKM kita sudah menerapkan pelestarian lingkungan lewat Bayar Kopi Pakai Sampah yang bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Kabupaten OKU”.
Pada sesi penutup acara, Rahmat mengingatkan kembali bahwa secara fundamental, produksi dan keuangan SMBR terus tumbuh serta adanya pengembangan lahan tambang untuk bahan baku serta diperkuat dengan bergabungnya SMBR ke SIG, maka peluang bisnis semakin luas.
"Sekarang ini, SMBR tidak akan hanya fokus pada industri semen saja, tapi menjadi penyedia solusi bahan bangunan karena dukungan dari SIG yang memiliki sekitar 42 perusahaan, mulai dari anak usaha hingga cicit usahanya yang beragam industri, hal ini memberikan peluang bagi SMBR untuk melebarkan sayap bisnis ke depannya,” tutup Rahmat.