Bisnis.com, MEDAN - Sejumlah pengusaha kilang padi dan distributor beras mangkir dari undangan FGD (focus grup discussion) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah (kanwil) I pada Selasa (5/3/2024).
FGD tersebut merupakan tindak lanjut dari inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan tim Satgas Pangan Sumut di Pasar Simpang Limun Medan, Jumat (1/3/2024) kemarin.
Ketua KPPU Kanwil I Sumut Ridho Pamungkas mengatakan rencananya FGD tersebut akan membahas temuan Satgas Pangan terkait beras Bulog yang dijual dengan harga di atas HET oleh pedagang di sana.
"Namun dari empat kilang dan tujuh distributor yang kita undang, yang datang hanya dari PT Dhirga Surya (kilang) dan PT Pilar (distributor)," kata Ridho di Medan, Selasa (5/3/2024).
Dari pertemuan tadi, kata Ridho, ada perbedaan keterangan antara pedagang yang sebelumnya mereka sidak dengan keterangan distributor dalam FGD.
Dikatakan Ridho, pedagang yang saat sidak diketahui mengecer beras Bulog dengan harga Rp13.500-14.000 per kilogram mengatakan mereka sulit mengakses langsung beras Bulog sehingga terpaksa membeli dari agen dengan harga yang sudah lebih tinggi.
Baca Juga
"Kalau dari informasi di lapangan kemarin, pedagang mengaku bahwa mereka sulit mendapat beras Bulog. Kalau dari PD Pasar tadi, mereka (pedagang) tidak diberi (jatah beras Bulog) karena tidak mau menjual dengan harga sesuai HET," kata Ridho.
Terkait pengawasan distribusi beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) dari Bulog ke distributor, dikatakan Ridho bahwa mekanismenya dari Bulog sudah berjalan. Salah satunya, pedagang yang menjual beras Bulog diharuskan memasang spanduk resmi berisi HET beras tersebut.
Namun, lanjutnya, Bulog tidak bisa melakukan pengawasan penjualan beras SPHP yang dilakukan oleh selain distributor/pedagang mitra Bulog sendiri.
"Kalau distributor itu mitranya Bulog, itu ada kontrol dari Bulog. Tapi ketika itu downline dari distributor, itu susah pengawasannya. Bulog tidak bisa menjangkau ke situ. Ini bisa jadi mereka yang bermain," tutur Ridho.
Ridho menyebut Satgas Pangan masih akan melakukan penelusuran mendalam terkait temuan tersebut.
"Kami meminta dari pihak PD Pasar juga Dhirga Surya untuk membantu melacak dari mana pedagang itu mendapat beras Bulog. Memang informasinya, Pasar Simpang Limun itu ada empat pengelolanya, ada swasta, ada yang PD Pasar. Yang kemarin disidak itu bukan pedagang PD pasar. Tapi kami minta bantuan untuk penelusurannya," tukasnya.
Sebelumnya, Satgas Pangan Sumut menemukan dua pedagang di Simpang Limun yang menjual beras Bulog dengan harga Rp13.500-14.000 per kg. Padahal, HET beras Bulog untuk wilayah Sumatra ialah Rp11.500 per kg.
Mereka juga diketahui menyamarkan tindakannya dengan menukar karung beras Bulog dengan karung kemasan lain saat mengecer.
Pedagang tersebut mengaku terpaksa menjual beras Bulog di atas HET lantaran telah membeli dari agen dengan harga tinggi, yakni Rp620.000 per karung isi 50 kg. (K68)