Bisnis.com, PEKANBARU -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau menyatakan kinerja ekspor daerah itu sepanjang tahun lalu nilainya mengalami penurunan. Namun kinerja ekspor dari sektor migas malah meningkat.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Asep Riyadi mengatakan perkembangan ekspor Provinsi Riau sampai Desember 2023 mencapai US$1.472,63 juta.
Lebih jauh jika dilihat secara year on year (yoy) Desember 2022-Desember 2023, ekspor Provinsi Riau mengalami penurunan sebesar 18,71%, yakni dari US$1.811,63 juta turun menjadi US$1.472,63 juta.
"Apabila melihat sektor nonmigas, nilai ekspor Riau mengalami penurunan sebesar 24,94%, dari US$1.732,98 juta turun menjadi US$1.300,71 juta. Sedangkan sektor migas, naik 118,59%, dari US$78,65 juta naik menjadi US$171,92 juta," ungkapnya, Senin (15/1/2024).
Sementara itu secara month to month (mtm) (November 2023-Desember 2023), nilai ekspor Provinsi Riau turun sebesar 13,46% dari US$1.701,66 juta turun menjadi US$1.472,63 juta.
Sementara itu, jika dilirik dari sektor nonmigas, ekspor Riau turun sebesar 15,74%, yakni dari US$1.543,64 juta turun menjadi US$1.300,71 juta.
Baca Juga
Selanjutnya pada sektor migas, nilai ekspor Riau naik sebesar 8,80%, dari US$158,01 juta naik menjadi US$171,92 juta.
Kemudian jika dilihat nilai ekspor Riau berdasarkan c-to-c (Januari-Desember 2022 dan Januari-Desember 2023), nilai ekspor Riau turun sebesar 16,13%, dari US$22.296,34 juta turun menjadi US$18.866,71 juta.
"Jika dilihat dari sektor nonmigas, ekspor Riau mengalami penurunan sebesar 18,06%, yakni dari US$20.980,62 juta turun menjadi US$17.191,72 juta. Sedangkan sektor migas naik sebesar 10,51%, yakni dari US$1.515,72 juta naik menjadi US$1.674,99 juta," pungkasnya.
Operator Wilayah Kerja (WK) Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mencatatkan lifting migas hingga akhir tahun sebesar ± 59 juta barel selama 2023. Pencapaian ini merupakan sebuah peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya di 57,3 juta barel. Lifting terakhir pada akhir tahun ini melengkapi rata-rata produksi harian sekitar 162.000 barel minyak per hari (BOPD).
Sementara sejak alihkelola WK Rokan, PHR telah melakukan lebih dari 1.000 tajak sumur baru untuk mendukung ketahanan energi nasional.
EVP Upstream Business PT Pertamina Hulu Rokan WK Rokan Edwil Suzandi menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan PHR dalam menjaga produksi pada tahun ini dengan melakukan inovasi teknologi guna meningkatkan produksi dari sumur-sumur migas WK Rokan.
“Kami terus berupaya menahan laju penurunan produksi alamiah dengan menerapkan praktik-praktik dan kinerja terbaik dalam operasi. Aktivitas ini memiliki tujuan mulia untuk pemenuhan energi nasional, dan alhamdulillah saat ini kita menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia,” ungkapnya.
Dengan capaian rata-rata produksi pada 2023, PHR telah mencapai lebih dari seperempat produksi migas nasional dari Areal BMN Tanah yang dikelola seluas ± 50.800 Ha.
Dijelaskan Edwil, lebih dari 59 juta barel produksi PHR yang dilifting tahun 2023 terdiri dari Sumatran Light Crude dan Duri Crude.
“Seluruh lifting produksi PHR disalurkan ke kilang domestik Pertamina. Untuk mendukung pencapaian target lifting nasional, PHR memastikan keandalan peralatan, kesiapan personil serta kepatuhan terhadap prosedur keselamatan dan peraturan yang berlaku. Hal tersebut juga untuk mendukung operasi 24 jam terkait penimbunan dan penyaluran minyak mentah,” kata Edwil.
Dalam operasi WK Rokan tersebut, PHR juga bersinergi dengan SKK Migas dan PT Kilang Pertamina International (KPI) untuk dalam memastikan seluruh minyak produksi PHR di tahun 2023 dapat terlifting dan disalurkan ke kilang-kilang Pertamina.
“Dengan semangat dan kolaborasi bersama, kita yakin bahwa PHR akan terus memberikan kontribusi yang terbaik untuk negara,” tuturnya.