Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Pemantauan PVMBG: Tipe Erupsi Gunung Marapi Sumbar Kini Menjadi Magmatik

Aktivitas erupsi Gunung Marapi di Provinsi Sumatra Barat menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan tipe erupsi/letusan dari tipe freatik menjadi tipe magmatik.
Seorang warga melihat erupsi Gunung Marapi yang terlihat dari Nagari/Desa Sabu, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Rabu (6/12/2023). Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Seorang warga melihat erupsi Gunung Marapi yang terlihat dari Nagari/Desa Sabu, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Rabu (6/12/2023). Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terhitung 6 Desember 2023 lalu aktivitas erupsi Gunung Marapi di Provinsi Sumatra Barat menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan tipe erupsi/letusan dari tipe freatik menjadi tipe magmatik.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan menjelaskan berubahnya tipe erupsi Marapi menjadi magmatik ini setelah memantau adanya kehadiran magma di dalam atau dasar kawah yang terindikasi sejak teramatinya pancaran sinar api di puncak Gunung Marapi pada tanggal 6 Desember 2023 malam hari, dan teramatinya lontaran material pijar pada erupsi-erupsi berikutnya. 

PVMBG menegaskan kondisi tersebut di atas dapat berpotensi menyebabkan terjadinya akumulasi tekanan di dalam tubuh gunungapi yang dapat menyebabkan terjadinya erupsi dengan energi yang meningkat dan jangkauan lontaran material pijar yang lebih jauh dari pusat erupsi. 

"Jadi potensi/ancaman bahaya Gunung Marapi juga dapat menjadi lebih luas. Sehingga level III atau Siaga ini penting untuk segera ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah, berupaya langkah mitigasi, salah satunya melarang masyarakat beraktivitas pada radius 4,5 km dari puncak kawah," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (10/1/2024).

Dia menyebutkan potensi yang meluas dimaksud, yakni jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi/ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/kawah verbeek. 

Sedangkan untuk potensi/ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.

"Angin bisa mempengaruhi kemana penyebaran abu vulkaniknya," tegas dia.

Potensi yang lainnya yang patut dipahami yakni material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunung Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. 

Dengan demikian, terdapat potensi bahaya dari aliran/banjir lahar pada lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi.

Dikatakannya hal yang perlu diingat bahwa ada terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah/puncak Gunung Marapi.

"Posisi gas vulkanik beracun ini untuk di area kawah atau puncak Gunung Marapi-nya," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper