Bisnis.com, PADANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat melaporkan bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota berdampak cukup besar mulai dari infrastruktur hingga menyebabkan korban jiwa.
Kalaksa BPBD Sumbar Rudy Rinaldy mengatakan dari data yang dihimpun Pusdalops bencana banjir di Limapuluh Kota tersebar di tiga kecamatan yakni Harau, Pangkalan Koto Baru, Kapur IX, dan Bukit Barisan I.
Di Kecamatan Harau itu terdapat 70 KK atau 280 jiwa serta 24 unit rumah terdampak. Lalu di Kecamatan Pangkalan Koto Baru 1.823 KK atau 6.059 jiwa serta 1.336 unit rumah terdampak.
Selanjutnya di Kecamatan Kapur IX terdampak 126 KK atau 449 jiwa serta 126 unit rumah terdampak. Serta Kecamatan Bukit Barisan 1 KK atau 4 jiwa dan 1 unit rumah rusak berat.
Selain itu juga ada 13 unit sekolah terendam banjir, 18 unit tempat ibadah terendam banjir, 8 unit kantor pemerintahan terendam banjir.
"Untuk irigasi pertanian, DAS Batang Maek, dan sektor perikanan juga terdampak dengan Luas 750 meter persegi," jelasnya, Jumat (29/12/2023).
Kemudian bencana di Limapuluh Kota yang juga terjadi longsor, seperti di Jorong Hulu Aie Nagari Harau Kecamatan Harau, Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Koto Baru, dimana terdapat 50 titik longsor dan jalan tertimbun material longsor.
"Longsor ini menyebabkan korban jiwa, ada satu pengendara yang terseret material longsor," katanya.
Rudy menyampaikan kondisi terkini akses jalan Sumbar - Riau belum bisa dilalui secara maksimal. Karena pembersihan material masih dilakukan, serta adanya jalan yang terban.
"Beberapa kali bisa dilalui, dengan sistem buka tutup. Setelah itu ditutup kembali, terutama saat hujan turun, khawatir longsor kembali terjadi," ungkapnya.
Terkait aksea jalan ini, sesuai dengan intruksi pihak kepolisian, pengendara diarahkam melewati Kilirian Jao Sijunjung, karena jalan di sana juga terhubung Sumbar - Riau.
"Dalam kondisi intensitas hujan yang tinggi, diingatkan kepada pengendara untuk berhati-hati melewati daerah rawan longsor dan banjir," imbaunya.
Gubernur Sumbar Mahyeldi yang juga turut meninjau kondisi terdampak bencana di Pangkalan, mengatakan, khusus untuk jalan nasional itu Pemprov Sumbar telah berkoordinasi dengan pihak balai jalan, agar lalu lintas kembali lancar di daerah terdampak bencana.
Mahyeldi mengungkapkan bahwa masalah pemicu banjir di kawasan Pangkalan Koto Baru perlu disikapi dan didiskusikan secara lebih intensif oleh Pemerintah Pusat, Pemprov Sumbar, Pemkab Limapuluh Kota, serta Pemprov Riau. Sebab, banjir sudah menjadi bencana tahunan, yang perlu disikapi lebih serius demi keselamatan warga.
"Untuk langkah yang lebih strategis, seperti PLTA Koto Panjang yang kami harapkan bisa menambah bukaan pintu pelimpah air waduk, sehingga potensi terjadinya banjir bisa ditekan. Dengan memperbanyak pintu air, akan berefek baik kepada warga daerah Kampar di Riau dan warga kita di Pangkalan Koto Baru," ucapnya.
Gubernur juga turut membagikan bantuan logistik kepada warga terdampak bencana banjir dam longsor di Limapuluh Kota.