Bisnis.com, PALEMBANG – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumsel mendorong pelaku industri kelapa sawit di daerah tersebut untuk melakukan hilirisasi sesuai dengan dorongan pemerintah agar komoditas itu memiliki nilai tambah.
Ketua Bidang Komunikasi, Publikasi dan Kampanye Positif Gapki Sumsel Anung Riyanta menilai kunci keberlangsungan komoditas sawit yakni adanya hilirisasi.
Menurutnya, saat ini Sumsel telah memiliki tiga pabrik minyak goreng sebagai bentuk nyata hilirisasi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), yakni PT Sinar Alam Permai (Wilmar Group), PT Tunas Baru Lampung, dan PT Indokarya Internusa.
Selain itu, bentuk hilirisasi lainnya adalah pengembangan green gasoline berupa pembangunan pabrik co-processing bensit sawit.
“Jangka panjangnya nanti pembangunan mini refinery. Tahun 2024 menghasilkan biohidrokarbon untuk bahan bakar berupa bensin sawit D-100 hingga avtur,” ujarnya saat menjadi pembicara pada Bisnis Indonesia South Sumatra Economic Outlook 2024 di Hotel Santika, Kota Palembang, Selasa (19/12/2023).
Selain itu, ungkapnya, proyek co-processing green gasoline di Pertamina Refinery Unit III Plaju yang seharusnya berproduksi secara komersial pada tahun ini.
Baca Juga
Akan tetapi, langkah hilirisasi juga patut diperkuat dengan adanya infrastruktur yang lebih kompleks, salah satunya kehadiran Pelabuhan Tanjung Carat yang telah lama digaungkan.
“Kalau kita bandingkan dengan daerah lain, selisihnya Rp200-Rp300-an. Karena ekspor kita masih melalui Pelabuhan Dumai atau Belawan, sehingga biasanya cost lebih tinggi,” tuturnya.