Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatra Barat memberikan lima rekomendasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumbar.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Christoveny mengatakan mencermati prospek perekonomian di Sumbar serta melihat tantangan yang dihadapi ada sejumlah hal yang perlu dilakukan Pemprov Sumbar agar ekonomi tumbuh positif.
"Kami mencatat ada lima rekomendasi yang bisa dipedomani oleh Pemprov Sumbar, dengan harapan dapat menopang pertumbuhan ekonomi ke depan," katanya, Kamis (30/11/2023).
Dia menjelaskan 5 rekomendasi itu, pertama mengoptimalkan produktivitas pertanian yang merupakan tulang punggung perekonomian daerah.
"Jadi intensifikasi pertanian perlu diutamakan, melalui penerapan teknologi pertanian modern dan praktek-praktek pertanian yang berkelanjutan, seperti pengolahan tanah yang lebih baik dan penggunaan benih unggul," ujarnya.
Kedua, mengembangkan ekonomi kreatif dan pariwisata secara konsisten dan berkelanjutan demi menjaga momentum peningkatan kinerja pariwisata pasca Visit Beautiful West Sumatera 2023.
Baca Juga
"VBWS 2023 ini jangan hanya sampai di tahun 2023 ini saja. Bagaimana di tahun 2024 dan seterusnya, pariwisata di Sumbar terus digenjot, karena sektor pariwisata memiliki potensi ekonomi yang cukup besar," sebutnya.
Veny menyampaikan untuk yang ketiga BI mendorong realisasi investasi di Sumbar melalui pembentukan West Sumatra’s Investment Center untuk promosi investasi yang lebih efektif serta harmonisasi peraturan di daerah.
Lalu keempat mengupayakan industrialisasi komoditas unggulan daerah yang memiliki potensi besar, seperti kopi, kakao, kelapa, gambir, rempah-rempah, serta hasil perikanan laut dan darat.
"Nah ini ada potensi pertanian dan perkebunan. Pertanian ini memiliki peranan yang besar dari mendorong perekonomian di Sumbar, dan potensi ini harus terus diprioritaskan untuk dibantu secara bersama," harapnya.
Selanjutnya rekomendasi yang kelima perlu untuk terus mengembangkan ekonomi berkelanjutan dan ekonomi digital melalui perluasan kanal pembayaran nontunai baik pada sektor swasta maupun transaksi pemerintah terutama di bidang pariwisata.
"Kondisi ini menjadi tantangan yang harus segera diatasi agar ekonomi Sumbar dapat tumbuh lebih baik pada 2024," tutupnya.