Bisnis.com, PADANG - Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatra Barat menyampaikan kendati pertumbuhan ekonomi di Ranah Minang mengalami perlambatan pada triwulan III-2023, namun pada triwulan IV-2023 mampu untuk tumbuh lebih baik.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Christoveny mengatakan pada triwulan III-2023, ekonomi Sumbar tumbuh sedikit melambat 4,30% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,14% (yoy).
Kendati demikian, pertumbuhan kumulatif hingga triwulan III-2023 mencapai 4,75% (ctc), meningkat dari 4,43% (ctc) tahun lalu. "Kondisi ini mencerminkan bahwa perekonomian Sumbar tetap tumbuh kuat pascapandemi Covid-19," katanya, Kamis (30/11/2023).
Veny melihat secara spasial, pertumbuhan ekonomi Sumbar berada di peringkat ke-5 tertinggi di Sumatra, meski masih dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi regional dan nasional.
Untuk itu, BI memperkirakan bahwa perekonomian Sumbar secara keseluruhan tahun 2023 dapat tumbuh pada kisaran 4,50 hingga 5,30% (yoy), lebih baik dari tahun sebelumnya sebesar 4,36% (yoy).
Selain itu, Veny menyampaikan melihat perkembangan ekonomi Sumbar selama beberapa tahun terakhir, ada tantangan yang perlu segera diatasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas kedepannya.
Baca Juga
Pertama, perlambatan kinerja lapangan usaha utama seiring dengan daya saing yang relatif rendah. Kontribusi LU pertanian dan LU industri pengolahan dalam tren menurun diikuti laju pertumbuhan yang lambat akibat produktivitas yang rendah.
"Hal ini menunjukkan bahwa LU utama daerah Sumbar berkurang daya saingnya yang berujung pada fenomena deindustrialisasi," jelasnya.
Kedua, pemanfaatan investasi yang perlu dioptimalkan dalam menstimulus pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dan pangsa investasi Sumbar berada di bawah level rata-rata provinsi lain se-Sumatra.
Dalam jangka panjang, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan, BI berharap diperlukan peningkatan investasi yang lebih besar.
Untuk itu, melihat kedua tantangan tersebut tentunya membutuhkan sinergi kebijakan seluruh pihak. "Jadi kami juga telah merumuskan beberapa rekomendasi kebijakan strategis yang akan kami jelaskan pada bagian akhir presentasi ini," ungkapnya.
Begitupun pada tahun 2024 mendatang, BI juga optimis pertumbuhan ekonomi Sumbar dapat berada pada kisaran 4,63% - 5,43% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2023.
Menurutnya meski ada sejumlah faktor penghambat perekonomian baik di tingkat global maupun nasional tetap perlu diwaspadai, seperti perlambatan ekonomi global, suku bunga yang relatif tinggi, serta tensi geopolitik.