Bisnis.com, MEDAN – PT Bank Mestika Dharma (Bank Mestika/BBMD) memberikan perhatian khusus untuk pembiayaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit dengan menggelontorkan kredit Rp1,87 triliun atau mencapai 21,3% dari total kredit yang telah disalurkan.
Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa sawit menjadi komoditas unggulan sektor perkebunan yang menghasilkan devisa terbesar bagi Indonesia.
Achmad S Kartasasmita, Direktur Utama Bank Mestika mengatakan, pembiayaan untuk sawit mulai dari sektor perkebunan, industri pengolahan, perdagangan, hingga transportasinya.
“Kesinambungan produksi sawit Indonesia sangat menjanjikan. Apalagi Indonesia saat ini berperan besar dalam memasok dan memenuhi permintaan minyak nabati di tingkat global. Saya melihat kontribusi komoditas ini kepada perekonomian nasional relatif besar dan luas,” kata Achmad kepada Bisnis, Rabu (29/11/2023).
Achmad menuturkan, Indonesia mempunyai potensi besar untuk memasarkan minyak sawit dan minyak inti sawit, baik di dalam maupun di luar negeri. Pasar potensial yang akan menyerap pemasaran minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO), lanjutnya, ialah industri fraksinasi/ rafinasi (terutama minyak goreng), lemak khusus, margarin/shortening, oleo-chemical, dan sabun mandi.
“Di dalam negeri sendiri, bahkan, kebijakan pemerintah mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) sebagai alternatif bahan bakar minyak (BBM) telah memberi peluang besar bagi perkembangan industri turunan kelapa sawit,” jelasnya.
Baca Juga
Kondisi tersebut tercermin dari sisi pembiayaan Bank Mestika di sektor perkebunan maupun industri pengolahan sawit dan turunannya yang meningkat dari tahun ke tahun.
Sekretaris Perusahaan Bank Mestika, Suharto Kurniawan menjelaskan bahwa 5 tahun terakhir, total pembiayaan Bank Mestika di sektor perkebunan sawit naik 43% dari Rp643,6 miliar pada Juni 2018 menjadi Rp922,6 miliar pada Juni 2023. Meski demikian, pembiayaan di sektor industri pengolahan kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 13,79% dari Rp963,5 miliar pada Juni 2018 menjadi Rp805,7 miliar pada Juni 2023.
“Sampai dengan Juni 2023, total pembiayaan Bank Mestika untuk sektor perkebunan dan industri pengolahan sawit kurang lebih sebesar Rp1,753 triliun dengan komposisi pembiayaan terbesar adalah di wilayah Sumatera Utara, ” terang Totok.
Suharto menjelaskan pembiayaan sektor perkebunan dan industri sawit di Sumut sekitar Rp530 miliar per Juni 2023. Diikuti dengan pembiayaan di wilayah Bengkulu sebesar kurang lebih Rp268 miliar, serta di wilayah Sumatera Selatan sebesar Rp267 miliar.
“Data itu menunjukkan bahwa Bank Mestika sebagai satu-satunya bank swasta yang berkantor pusat di Medan, Sumut, ikut mendukung dan memegang peranan penting di dalam pertumbuhan sektor perkebunan dan industri pengolahan sawit di pulau Sumatra, khususnya di provinsi Sumatra Utara,” ujar Totok, sapaan akrab Suharto.
Totok juga menyebut, pembiayaan di sektor sawit mayoritas dengan kredit investasi dan sebagian kecilnya dengan kredit modal kerja.
Adapun total pembiayaan kredit Bank Mestika, kata Totok, per Juni 2023 adalah sebesar Rp8.752 miliar, di mana pembiayaan terhadap industri kelapa sawit (perkebunan, industri pengolahan, perdagangan, dan transportasi) mengambil porsi 21,33% atau setara Rp1.867 miliar, dengan rasio NPL 1,98%.
“Berangkat dari kondisi tersebut, Bank Mestika optimistis akan tetap mendukung pembiayaan di sektor industri kelapa sawit, khususnya di sektor perkebunan dan industri pengolahan. Selain melihat perkembangan industri minyak kelapa sawit di Indonesia yang mempunyai peluang yang besar, hal ini tentunya juga didukung oleh kemampuan manajerial dari debitur-debitur existing Bank Mestika yang sudah berpengalaman dan mempunyai jejak rekam yang baik,” pungkasnya. (K68)