Bisnis.com, PADANG - Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Sumatra Barat melihat ada potensi wisatawan datang ke Sumbar dalam jumlah yang besar pada momen liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Wakil Ketua Asita Sumbar Adrian Darmawan mengatakan bahkan terhitung pada November ini sejumlah agen tour and travel yang tergabung dalam Asita telah menyampaikan bahwa sudah ada wisatawan yang telah mulai membooking hotel atau penginapan, untuk berlibur akhir tahun di Sumbar.
"Sudah ada wisatawan yang menyatakan bakal berlibur pada momen Nataru 2023 di Sumbar, hotel-hotel sudah mulai banyak dibooking," katanya kepada Bisnis, Kamis (9/11/2023).
Adrian menyatakan khusus wisatawan yang akan dibawa Asita ke Sumbar pada Nataru 2023 nanti, didominasi oleh wisatawan nusantara, yang terdiri dari pihak perusahaan, keluarga, dan komunitas atau organisasi.
"Wisatawan nusantara yang paling banyak. Tapi untuk wisatawan mancanegara juga ada yakni dari Malaysia, tapi tidak sebanyak wisatawan nusantara," ujar dia.
Dikatakannya seiring telah berakhirnya masa pandemi Covid-19 dan membaiknya perekonomian di berbagai daerah, maka mobilitas masyarakat terutama yang berwisata pada momen liburan Nataru 2023 akan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga
Bahkan Adrian memperkirakan kondisi wisatawan yang akan datang berlibur ke Sumbar, seperti kondisi pada tahun sebelum adanya pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
"Berkemungkinan wisatawan yang datang ke Sumbar, seperti tahun sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Kalau tahun 2022 belum begitu banyak, tapi tahun 2023 ini akan lebih baik dari tahun 2022," sebutnya.
Adrian tidak memaparkan peningkatan secara angka, namun diperkirakan ada potensi terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang akan datang ke Sumbar ini, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
"Kita di Asita tidak mencatat total wisatawan yang masuk ke Sumbar pada momen Nataru 2022 lalu. Tapi tahun 2023 ini akan naik, akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," tegas dia.
Adrian menjelaskan selama ini wisatawan yang banyak datang ke Sumbar masih didominasi ke daerah-daerah yang objek wisatanya terkenal, seperti ke Jam Gadangdi Kota Bukittinggi, Lembah Harau Kabupaten Limapuluh Kota, Istano Basa Pagaruyuang dan Desa Pariangan di Kabupaten Tanah Datar, serta ke Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan.
"Belum ada yang berubah selera wisatawan untuk datang ke Sumbar. Padahal desa wisata mulai banyak dikembangkan di Sumbar, ternyata belum begitu diminati," ungkapnya.
Menurutnya Asita telah menawarkan wisata minat khusus yakni ke desa wisata yang ada di Sumbar, tapi kurang diminati. Wisatawan beralasan, akses menuju ke lokasi desa wisata tergolong kurang memadai.
"Wisatawan yang biasa kita bawa itu, banyak menanyakan soal bagaimana jalan ke lokasi wisatanya, jaringan telekomunikasinya bagus atau tidak, ada penginapan yang layak atau dekat dari lokasi wisata. Jadi infrastruktur wisata memang jadi prioritas bagi mereka," kata dia.
Sebelumnya, Pemprov Sumbar terus berupaya memunculkan objek wisata yang baru, sebagai bentuk menambah daya tarik wisatawan untuk datang ke Sumbar, yakni desa wisata.
Bahkan belum lama ini, terdapat lima desa wisata di Sumbar menerima penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Lima desa wisata itu yakni Desa Wisata Nyarai (Kabupaten Padang Pariaman), Desa Wisata Kubu Gadang (Kota Padang Panjang), Desa Wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung (Kabupaten Sijunjung), Desa Wisata Puncak Lawang (Kabupaten Agam) dan Desa Wisata Muntei (Kabupaten Kepulauan Mentawai).Adanya desa wisata ini diharapkan dapat mendorong perekonomian di desa pada sektor pariwisata.