Bisnis.com, PALEMBANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut akan memperpanjang alokasi bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) di wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) hingga bulan Desember 2023.
Diketahui sebelumnya, program bantuan CBP di Sumsel telah memasuki tahap kedua yakni untuk periode September, Oktober dan November.
Dalam kunjungan kerjanya di Sumsel pada Kamis (26/10/2023) Jokowi mengatakan kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akan menambah alokasi untuk Desember 2023.
"Untuk September, Oktober dan November sudah semua? Nanti akan kita tambahkan satu lagi pada Desember," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah dalam membantu meringankan beban masyarakat juga akan merancang kembali alokasi bantuan yang akan digelontorkan pada awal tahun 2024 tempatnya untuk Januari, Februari dan Maret.
Namun, kata dia, menyesuaikan dengan catatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) apakah mencukupi.
Baca Juga
"Dengan catatan APBN cukup, Januari sampai Maret nanti langsung kita kasih lagi (CBP)," sambungnya.
Lebih lanjut, selain bantuan non tunai berupa beras, orang nomor satu di Indonesia itu juga memberikan bantuan berupa uang tunai yang akan diberikan kepada KPM di bulan Desember.
"Nanti pada Desember rekening ibu-ibu dilihat, karena akan kita transfer lagi dua kali, masing-masing Rp200.000 dan Rp200.000 jadi Rp400.000," jelasnya.
Sementara itu, Pimpinan Bulog Divre Sumsel dan Babel, Mohammad Alexander menambahkan bantuan yang disalurkan Bulog pada setiap bulannya mencapai 5.820 ton untuk alokasi 582.000 KPM.
"Untuk tahap I Maret, April dan Mei sudah selesai 100%. Sedangkan tahap II September, tinggal menyelesaikan penyaluran November yang diawali pada hari ini oleh Presiden," ungkapnya.
Alex mengakui untuk pelaksanaan bantuan tambahan di Bulan Desember mendatang, pihaknya masih akan menunggu instruksi pemerintah. Akan tetapi pada dasarnya, pihaknya siap untuk menyalurkan beras CBP tersebut.
"Pada intinya kami siap untuk menyalurkan beras, meskipun pada Desember nanti akan ada bantuan serupa," ungkapnya.
Sementara terkait stok sendiri, kata Alex, sangat aman hingga 4-5 bulan kedepan dengan jumlah mencapai sekitar 23.200 ton. "Ditambah lagi panen pada tahun depan yang akan kita serap, plus tambahan impor akan menjadi CBP. Bisa dipakai untuk SPHP, apabila terjadi bencana dan lain sebagainya," pungkasnya.