Bisnis.com, PEKANBARU - Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Riau mengakui kabut asap yang terjadi sebulan terakhir menyebabkan pengusaha travel mengalami kerugian.
Ketua Asita Riau Dede Firmansyah menyampaikan keprihatinannya terkait dampak kabut asap yang telah berlangsung selama sebulan terakhir. Dia menyatakan bahwa pengusaha travel dan para wisatawan merasa dirugikan.
"Salah satu masalah yang sering muncul adalah penundaan penerbangan yang terjadi berulang kali sejak kabut asap melanda Riau. Namun, hingga saat ini, belum terlihat upaya serius dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat dalam mengatasi masalah kabut asap ini," ujarnya Rabu (4/10/2023).
Saat ini Malaysia telah mengeluhkan dampak kabut asap yang mengganggu aktifitas warga negeri jiran itu. Kemudian, dari sisi bisnis, ada banyak wisatawan asal negara tetangga tersebut yang berkunjung ke Riau. Selain itu, banyak agen perjalanan yang menjual paket wisata ke Riau kepada wisman dari Malaysia, serta sebaliknya. Dengan berlanjutnya kabut asap, hal ini pasti akan merugikan perusahaan travel dan para pelancong.
Dede mengatakan pihaknya memiliki pesanan paket wisata dari Malaysia ke Pekanbaru yang telah dijadwalkan pada November 2023 dengan rombongan sekitar 60 orang. Rencana kunjungan tersebut adalah kegiatan wisata religi, termasuk mengunjungi rumah Ustaz Abdul Somad (UAS) dan pesantrennya.
Dede berharap kabut asap ini dapat segera dikendalikan, dan tidak mengakibatkan pembatalan rencana bisnis tersebut, mengingat pentingnya kondisi lingkungan dan udara yang sehat bagi para wisatawan dan pengusaha travel di Riau.
Baca Juga
Saat ini ada sebanyak 1.262 titik panas atau hotspot muncul di Sumatera, sesuai laporan BMKG Pekanbaru pada Rabu (4/10/2023) pagi.
"Adapun 1.262 titik panas di Sumatera ini tersebar di 7 provinsi di Sumatera," kata Forecaster BMKG Pekanbaru, Mia V.
Menurutnya ada 7 provinsi di Sumatera dengan kontribusi titik panas terbanyak hari ini adalah: Sumatera Selatan 843 titik panas, Sumatera Barat 173 titik panas, Lampung 102 titik panas, Bangka Belitung 75 titik panas, Jambi 36 titik panas, Riau 21 titik panas, Bengkulu 12 titik panas.
"Khusus untuk di Riau, titik panas ini tersebar di Rokan Hulu dan Indragiri Hulu masing-masing 6 titik panas, Kuantan Singingi 4 titik panas, Kampar 3, Pelalawan dan Indragiri Hilir masing-masing 1 titik panas," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edi Afrizal menegaskan bahwa kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terkendali.
Sejumlah daerah di Riau yang sebelumnya sempat dilanda karhutla berhasil dipadamkan petugas. Seperti karhutla di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan dan di Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) sudah padam seluruhnya.
"Karhutla di Riau aman dan terkendali, rata-rata sudah padam, hanya tersisa asap-asap tipis saja, yang kemarin kita padamkan, karena tertiup angin ada muncul asap lagi, tapi apinya sudah padam," katanya.