Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Kabut Asap, Pengusaha Pariwisata di Riau Rugi

Pengusaha di bidang pariwisata di Riau mengaku rugi akibat kabut asap. Malaysia pun merasa dirugikan.
Asap mengepul dari lokasi kebakaran hutan Gunung Lawu terlihat dari Karanggubito, Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Senin (2/10/2023). Menurut data di Posko Penanganan Darurat Karhutla Gunung Lawu 2023 luas keseluruhan hutan dan lahan yang terbakar di Gunung Lawu sejak 30 Agustus hingga Senin (2/10) sore mencapai 1.100 hektare, dan dari luas tersebut yang terbakar sejak Jumat (29/9) seluas 400 hektare. ANTARA FOTO/Siswowidodo/hp.
Asap mengepul dari lokasi kebakaran hutan Gunung Lawu terlihat dari Karanggubito, Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Senin (2/10/2023). Menurut data di Posko Penanganan Darurat Karhutla Gunung Lawu 2023 luas keseluruhan hutan dan lahan yang terbakar di Gunung Lawu sejak 30 Agustus hingga Senin (2/10) sore mencapai 1.100 hektare, dan dari luas tersebut yang terbakar sejak Jumat (29/9) seluas 400 hektare. ANTARA FOTO/Siswowidodo/hp.

Bisnis.com, PEKANBARU - Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Riau mengakui kabut asap yang terjadi sebulan terakhir menyebabkan pengusaha travel mengalami kerugian.

Ketua Asita Riau Dede Firmansyah menyampaikan keprihatinannya terkait dampak kabut asap yang telah berlangsung selama sebulan terakhir. Dia menyatakan bahwa pengusaha travel dan para wisatawan merasa dirugikan. 

"Salah satu masalah yang sering muncul adalah penundaan penerbangan yang terjadi berulang kali sejak kabut asap melanda Riau. Namun, hingga saat ini, belum terlihat upaya serius dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat dalam mengatasi masalah kabut asap ini," ujarnya Rabu (4/10/2023).

Saat ini Malaysia telah mengeluhkan dampak kabut asap yang mengganggu aktifitas warga negeri jiran itu. Kemudian, dari sisi bisnis, ada banyak wisatawan asal negara tetangga tersebut yang berkunjung ke Riau. Selain itu, banyak agen perjalanan yang menjual paket wisata ke Riau kepada wisman dari Malaysia, serta sebaliknya. Dengan berlanjutnya kabut asap, hal ini pasti akan merugikan perusahaan travel dan para pelancong.

Dede mengatakan pihaknya memiliki pesanan paket wisata dari Malaysia ke Pekanbaru yang telah dijadwalkan pada November 2023 dengan rombongan sekitar 60 orang. Rencana kunjungan tersebut adalah kegiatan wisata religi, termasuk mengunjungi rumah Ustaz Abdul Somad (UAS) dan pesantrennya. 

Dede berharap kabut asap ini dapat segera dikendalikan, dan tidak mengakibatkan pembatalan rencana bisnis tersebut, mengingat pentingnya kondisi lingkungan dan udara yang sehat bagi para wisatawan dan pengusaha travel di Riau.

Saat ini ada sebanyak 1.262 titik panas atau hotspot muncul di Sumatera, sesuai laporan BMKG Pekanbaru pada Rabu (4/10/2023) pagi.

"Adapun 1.262 titik panas di Sumatera ini tersebar di 7 provinsi di Sumatera," kata Forecaster BMKG Pekanbaru, Mia V.

Menurutnya ada 7 provinsi di Sumatera dengan kontribusi titik panas terbanyak hari ini adalah: Sumatera Selatan 843 titik panas, Sumatera Barat 173 titik panas, Lampung 102 titik panas, Bangka Belitung 75 titik panas, Jambi 36 titik panas, Riau 21 titik panas, Bengkulu 12 titik panas.

"Khusus untuk di Riau, titik panas ini tersebar di Rokan Hulu dan Indragiri Hulu masing-masing 6 titik panas, Kuantan Singingi 4 titik panas, Kampar 3, Pelalawan dan Indragiri Hilir masing-masing 1 titik panas," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edi Afrizal menegaskan bahwa kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terkendali. 

Sejumlah daerah di Riau yang sebelumnya sempat dilanda karhutla berhasil dipadamkan petugas. Seperti karhutla di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan dan di Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) sudah padam seluruhnya.

"Karhutla di Riau aman dan terkendali, rata-rata sudah padam, hanya tersisa asap-asap tipis saja, yang kemarin kita padamkan, karena tertiup angin ada muncul asap lagi, tapi apinya sudah padam," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler