Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Layanan Serba Digital, BSB Tetap Dorong Cinta Bangga Rupiah

Bank Sumsel Babel mencatat jumlah nasabah yang melakukan transaksi secara langsung ke bank atau banking hall mengalami penurunan secara bertahap.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsuddin (kiri) bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan Ricky P Gozali (kanan) dalam pembukaan traning of trainer Cinta Bangga Paham Rupiah di Gedung Utama Bank Sumsel Babel, Palembang. Bisnis/Husnul
Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsuddin (kiri) bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan Ricky P Gozali (kanan) dalam pembukaan traning of trainer Cinta Bangga Paham Rupiah di Gedung Utama Bank Sumsel Babel, Palembang. Bisnis/Husnul

Bisnis.com, PALEMBANG -- Bank Sumsel Babel mencatat jumlah nasabah yang melakukan transaksi secara langsung ke bank atau banking hall mengalami penurunan secara bertahap dari 93 persen di tahun 2019-2021 menjadi sekitar 86 persen sampai saat ini.

Direktur Utama Bank Sumsel Babel (BSB) Achmad Syamsuddin mengatakan hal itu terjadi lantaran pola hidup masyarakat yang telah berubah dengan kehadiran berbagai layanan yang serba digital.

"Layanan nasabah banyak yang berpindah dari yang semula tradisional menjadi ke layanan seperti mobile banking atau QRIS," ujarnya, Senin (25/9/2023). 

Achmad menyebut jumlah transaksi digital seperti penggunaan QRIS memang menunjukkan tren meningkat. Sehingga untuk terus adaptif dengan perubahan zaman, perseroan akan terus bertransformasi dan menghadirkan layanan produk yang sesuai. 

Kendati demikian, dia menilai, Bank Sumsel belum akan meninggalkan atau menghilangkan berbagai layanan tradisional. Hal itu lantaran masih banyak pula nasabah yang belum teredukasi mengenai penggunaan layanan digital. 

"Masih ada (orang yang pakai cash) artinya kita akan memadukan antara tradisional dan digital. Jadi kita ikuti terus evolusi ini," imbuhnya. 

Achmad menambahkan, di tengah tren digitalisasi tersebut pemahaman terhadap rupiah tetap menjadi unsur penting untuk dijaga. Pasalnya, rupiah tidak hanya berbicara mengenai uang tunai tetapi juga memiliki nilai nasionalis tersendiri. 

"Banyak yang harus dipahami tentang rupiah. Dan harus bangga, karena itu (rupiah) memiliki nilai nasionalis," pungkasnya. 

Sejalan dengan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Selatan (Sumsel) Ricky P Gozali mengatakan pemahaman masyarakat tentang rupiah memiliki dampak positif terhadap keberadaan rupiah itu sendiri. 

Menurut Ricky jika masyarakat mampu menjaga rupiah dengan baik, maka akan mengurangi potensi kelusuhan atau kerusakan dari uang itu sendiri.

"Tingkat kelusuhan ini tentu akan memperpanjang masa edar uang. Sehingga, alokasi anggaran yang digunakan untuk mencetak uang rupiah dapat dialihkan untuk hal lain seperti pendidikan dan kesehatan," katanya. 

Masih dikatakan Ricky, masyarakat juga perlu menyadari bahwa rupiah memiliki fungsi sebagai alat transaksi meskipun bentuk transaksi yang ada saat ini terbagi menjadi dua cara yaitu menggunakan uang kartal dan transaksi non tunai.

"Non tunai ini yang sedang kita tingkatkan dan harapannya kedepan bisa menggantikan penggunaan uang kartal. Dan yang penting dilakukan saat ini agar pemahaman tentang rupiah memberikan dampak pada semua hal termasuk efisiensi ekonomi," tutupnya. (K64)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper