Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumsel Perlu Alternatif Penopang Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Sumsel periode triwulan II/2023 tumbuh positif 5,24 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama di tahun lalu.
Para petambak udang di Desa Bumi Pratama Mandira, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), menunjukkan hasil panen./Istimewa
Para petambak udang di Desa Bumi Pratama Mandira, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), menunjukkan hasil panen./Istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG – Bank Indonesia melihat kondisi perekonomian Sumatra Selatan (Sumsel) yang tumpuan terbesarnya berasal dari sumber daya alam (SDA) patut diwaspadai. 

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumsel Ricky P Gozali mengatakan kondisi ekonomi Sumsel periode triwulan II/2023 tumbuh positif 5,24 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama di tahun lalu. Namun, dilihat dari sisi lapangan usaha laju perekonomian Bumi Sriwijaya justru mendapat sokongan tertinggi dari sektor pertambangan yakni sebesar 2,28 persen.  

“Struktur ekonomi yang andil terbesarnya dari SDA ini sangat beresiko dan berbahaya,” ujarnya, Kamis (10/8/2023). 

Menurut Ricky, SDA ini memiliki sifat tidak abadi sehingga berpotensi habis. Selain itu, kondisinya juga sangat bergantung dengan global. 

“Apalagi sekarang ini semakin kencang untuk menuju ekonomi hijau (green economy) tentunya pemanfaatan seperti tambang ini akan segera dialihkan,” imbuh Ricky. 

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sumsel sudah seyogyanya membuat master plan untuk menyelamatkan perekonomian wilayah tersebut. Beberapa langkah yang bisa segera dilakukan di antaranya yaitu transformasi dari pemanfaatan SDA ke yang lebih hijau (ramah lingkungan). 

“Meskipun biaya lebih besar dan berat tapi itu yang harus segera diterapkan pemerintah sampai dengan 2060 mendatang,” tegasnya. 

Ricky membeberkan, salah satu sektor yang perlu diunggulkan Sumsel untuk segera bertransformasi adalah pariwisata. Hal itu lantaran pariwisata menjadi salah satu sektor yang memiliki pengaruh meluas atau multiplier effect. 

“Pariwisata ini luar biasa, kalau itu naik rambatannya akan kemana-mana seperti hotel, transportasi, makan dan minum, perdagangan, jasa dan lainya, semua naik,” katanya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Aufa Syahrizal mengatakan pariwisata Sumsel sejak dicabutnya kebijakan PPKM pada 2022 lalu terus menunjukkan tren yang baik. 

Dia menjelaskan bahwa terjadi peningkatan sekitar 15-20 persen dari sebelumnya, dan kondisi itu sudah berangsur pulih. “Alhamdulillah sejak 2022 dan Presiden resmi mencabut PPKM, tingkat kunjungan pariwisata ke Sumsel mengalami peningkatan,” tuturnya. 

Aufa menambahkan geliat pariwisata juga bisa dilihat dari semakin banyaknya opsi destinasi wisata baru yang ada di Sumsel

"Untuk yang paling diminati wisatawan adalah wisata alam, budaya dan kuliner. Untuk itulah banyak bermunculan tempat wisata seperti budaya dan kulinernya juga," pungkasnya (K64)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper