Bisnis.com, PALEMBANG — Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mengakui terdapat enam badan usaha milik daerah (BUMD) di wilayah tersebut yang tengah menjadi perhatian.
Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel Hengky Putrawan menjelaskan perhatian yang dimaksud bukan berarti BUMD merugi. Hanya saja belum optimal, sehingga membutuhkan pembinaan dan pendampingan.
“Iya, dari 11 BUMD ada 6 yang sudah menghasilkan dan 5 lagi itu belum optimal,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/7/2023).
Hengky menerangkan, BUMD di Sumsel bergerak diberbagai bidang, mulai dari perbankan, jaminan, energi, pangan dan lainnya.
Akan tetapi, kata dia, untuk tahun 2023 ini tidak ada BUMD yang akan mendapatkan penyertaan modal.
Pihaknya akan lebih berfokus pada perbaikan kinerja dan pembinaan terhadap BUMD, agar dapat bertahan.
“Kita tidak langsung tutup BUMD yang tidak menghasilkan. Karena memang tidak semudah itu. Ada banyak pertimbangan termasuk break event point (BEP) yang diharapkan saat perusahaan itu berdiri,” sambungnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan menggandeng berbagai akademisi untuk melakukan kajian dan mendapat masukan untuk kebaikan BUMD tersebut.
“Akan dikaji dan diminta masukan mana yang harus dilakukan agar terjadi perbaikan kinerja terhadap BUMD," tutupnya. (K64)