Bisnis.com, BATAM - Salah satu aplikator transportasi online, Grab akan mulai beroperasi di Bandara Hang Nadim Batam.
Menurut Direktur Utama PT Bandara Internasional Batam (BIB) Pikri Ilham Kurniansyah, rencana penandatanganan kerja sama dengan Grab tersebut akan dilakukan pada pertengahan Juli 2023.
"Aplikator yang sudah komitmen dengan kami itu dari Grab, sementara Maxim masih menunggu perkembangan. Jika Grab lancar, maka mereka akan hadir juga. Dengan kata lain, banyak yang akan ikut karena sudah ada contohnya," kata Pikri di Bandara Hang Nadim, Jumat (30/6/2023).
Pembicaraan dengan Grab sudah dilakukan sejak Januari 2023 lalu. Pikri mengungkapkan bahwa saat ini kebutuhan transportasi online menjadi prioritas utama masyarakat. Kemajuan zaman tidak bisa ditolak sehingga pihak bandara juga harus menyesuaikannya.
Selain Grab dan Maxim, kata Pikri, BIB juga sudah berbicara dengan GoJek mengenai standarisasi layanan transportasi online di bandara. Salah satu persoalan yang belum mendapatkan solusi konkret, yakni terkait perselisihan taksi online dan konvensional.
"Kita sebagai pengelola bandara harus menyiapkan itu, karena itu paling penting. Namun, harmonisaai dengan taksi konvensional itu harus dilakukan, itu menjadi kata kunci," imbuhnya.
Baca Juga
Kolaborasi antara taksi online dan konvensional menjadi catatan penting untuk mencegah keributan kembali terjadi. Hal ini juga bertujuan memberi ruang bagi taksi konvensional untuk konversi menjadi taksi online.
"Kolaborasi itu penting, saya harapkan begitu. Kolaborasinya seperti apa, bisa saja dipilih dari 267 itu berapa yang memenuhi syarat atau yang mampu. Itu tinggal komunikasinya saja lagi," kata dia.
Saat ini, taksi konvensional di bandara kabarnya sudah siap berubah menjadi taksi online. Dari segi harga, Pikri menilai lebih murah.
"Kalau konvensional siap pindah berarti harus ikut tarif dari aplikator. Intinya hidup harmonilah, saling kolaborasi. Bukan zamannya lagi bersaing. Hidup harmonis itu lebih baik," kata dia.
Salah seorang supir taksi konvensional di bandara, Togar Siagian mengatakan, pihaknya tidak menolak taksi online masuk ke bandara, tetapi harus menyetujui blok area yang sudah ditawarkan.
Pihaknya memang telah setuju untuk bergabung dengan aplikasi, tetapi saat itu belum disetujui terkait blok area. Menurutnya, blok area merupakan pilihan yang tepat bagi taksi konvensional bandara dan taksi online plat hitam di luar bandara, di mana taksi bandara hanya bisa mengambil penumpang dalam kawasan bandara dan tak bisa mengambil jika keluar dari area bandara.
"Jadi habis antar penumpang kami pulang lagi. Tak bisa ambil pakai aplikasi di luar bandara karena diblok tadi. Mereka juga tak bisa ambil penumpang di dalam bandara karena sistem itu," pungkasnya.