Bisnis.com, PADANG - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berkunjung ke kawasan sentra pengembangan bawang merah nasional di Kabupaten Solok, Sumatra Barat.
Dia mengatakan kunjungannya ke Solok untuk melihat panen bawang merah mengingat memasuki dampak El Nino.
"Panen ini memberikan harapan besar bagi ketersediaan dan kecukupan bawang merah Indonesia," katanya di Solok, Rabu (14/6/2023).
Menurutnya dengan kebijakan pemerintah untuk membangun dan memperkuat sentra baru di luar Pulau Jawa yang diharapkan dapat segera berproduksi memenuhi kebutuhan nasional.
Mentan menegaskan kunjungan nya itu juga guna mendorong pengembangan budidaya bawang merah untuk menguatkan ketersediaan dalam negeri sehingga kebutuhan bawang merah di tengah ancaman El Nino.
"Saya gembira dan menyambut baik tanam dan panen raya bawang merah di Kabupaten Solok ini sebagai perwujudan keberhasilan petani," ujarnya.
"Jadi macam-macam jenis pertanian yang didorong dalam satu kawasan konsepsi yang tertata. Ini sangat dibutuh tidak hanya Sumatra Barat, tapi untuk negara menghadapi climate change, El Nino tak usah ragu, air tak pernah surut," sambungnya.
Mentan SYL menjelaskan untuk menghasilkan pengembangan bawang merah yang baik, perlu didukung dengan ketersediaan benih dalam jumlah yang cukup, waktu yang tepat dan mutu yang baik. Maka dari itu, penangkar dan produsen benih harus mempersiapkan kebutuhan benihnya.
Selain itu, upaya perlindungan tanaman melalui gerakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan secara ramah lingkungan menjadi peran penting dari awal penanaman untuk meningkatkan produktivitas dan upaya usaha tani yang aman konsumsi dan berkelanjutan.
Sementara itu, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto menambahkan pendampingan budi daya bawang merah telah dilakukan pada lahan seluas 12.000 hektare di Desa Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Luas tanam bawang merah Solok bertambah pesat dari semula 5.000 hektare di tahun 2016 kini mencapai 12.000 hektare.
"Produksi tahun 2022 lalu mencapai 188.563 ton, menembus ranking 3 Nasional setelah Brebes dan Nganjuk. Sekitar 1.000 hektare bawang merah rutin dipanen setiap bulan dan dalam 2 minggu lagi ada panen juga untuk membantu pengamanan pasokan Iduladha," sebutnya.
Prihasto menuturkan lahan bawang merah di Solok memiliki keunggulan dibanding daerah lain. Karakteristik lahan rata-rata berupa lahan miring dan berlereng, dimana tanahnya subur, air cukup tersedia dan intensitas panas mataharinya juga cukup sehingga cocok untuk pertumbuhan bawang merah sehingga mampu berproduksi sepanjang tahun.
"Saat ini Solok telah memiliki varietas yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian bernama Solok Sumbar Sakato, terbukti adaptif dan memiliki produktivitas yang relatif tinggi. Setiap bulan, sekitar 1.000 hektare rutin panen bawang merah di Solok ini. Dua minggu lagi ada panen juga untuk membantu pengamanan pasokan Idul Adha akhir bulan Juni nanti," ucapnya.
Lebih lanjut Prihasto menyebutkan Kementan hampir setiap tahun mengalokasikan bantuan untuk mendukung pengembangan hortikultura di Kabupaten Solok. Alokasi bantuan kawasan bawang merah tahun 2023 ini seluas 83 hektare dan bawang putih 20 hektare.
"Selain itu adapula bantuan sarana pascapanen, sarana pengolahan, prasarana pascapanen serta sarana produksi pengembangan florikultura dan durian. Tahun lalu juga kita fasilitasi bantuan kentang," ungkapnya.