Bisnis.com, BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam berupaya mendorong perizinan berusaha semakin mudah dan praktis, khususnya bagi pelaku usaha.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi juga tidak sungkan mengajak kalangan pengusaha untuk membahas mengenai peraturan yang akan memacu realisasi investasi di Batam.
"Tujuannya tidak lain untuk mempercepat proses perizinan. Jika perizinan mudah, maka investasi akan masuk ke Kota Batam," ujar Rudi di Batam, Jumat (28/4/2023).
BP Batam juga telah menerbitkan Peraturan Kepala (Perka) BP Batam nomor 16/2022 tentang perubahan kedua atas Perka BP Batam Nomor 10/2016 tentang Pelaksanaan Sistem Host To Host Pembayaran Kegiatan Jasa Kepelabuhanan.
Dalam Perka tersebut, BP Batam memangkas proses verifikasi pelayanan jasa pelabuhan. Prosedur pembayaran jasa kepelabuhanan yang semula melibatkan 9 verifikator dengan 12 alur kegiatan, saat ini hanya perlu melalui 5 verifikator dan 8 alur kegiatan.
"Kita ingin proses perizinan yang sudah ada kalau bisa dipercepat dan persyaratan bisa dikurangi, tentu akan kita laksanakan. Tidak lain tujuannya adalah, membangun Batam dari semua sektor," katanya lagi.
Rudi juga mengaku pihaknya akan terus membuka diri untuk menerima masukan atau merevisi peraturan yang ada. Sehingga kedepannya bisa mempercepat pelayanan dan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha kepelabuhanan.
"Jika ada masukan, silahkan disampaikan. Kita berharap dengan dipermudahnya seluruh perizinan, investasi berjalan dengan baik dan lebih banyak yang masuk ke Kota Batam," ungkapnya.
Pada tahun 2022 lalu, Kementrian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kota Batam sebesar US$934 juta dengan 2.144 proyek.
Jumlah investasi dari PMA tersebut mengalami peningkatan sebesar 48,5 persen dibandingkan tahun 2021 lalu yang tercatat sebesar US$504,17 juta. Dengan angka tersebut, Batam menyumbang persentase sebesar 79,97 persen dari realisasi investasi PMA di Provinsi Kepri.
Pada 2022, komoditas terbesar masih sama dengan 2021, yakni golongan Barang mesin/peralatan listrik. Golongan ini mengalami kenaikan di 2022 sebesar 3,31 persen jika dibandingkan 2021.
Sementara negara dengan kontribusi terbesar masih dipegang Singapura dengan investasi sebesar US$480,2 juta. Lalu Perancis sebesar US$91 juta, Jerman US$45,3 juta, Taiwan US$41,3 juta dan Hong Kong sebesar US$28,1 juta. (K65)