Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inovasi Budi Daya Padi Apung Pertama di Sumsel Sukses Panen

Kehadiran inovasi padi apung ini dapat mengubah produktivitas penanaman padi yang selama ini bergantung pada cuaca.
Proses panen inovasi budi daya padi apung pertama di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel). Bisnis/Husnul Iga Puspita
Proses panen inovasi budi daya padi apung pertama di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel). Bisnis/Husnul Iga Puspita

Bisnis.com, PALEMBANG – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) III Plaju menggandeng Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel) mendukung pengembangan inovasi budi daya padi apung pertama di wilayah tersebut. 

General Manager Kilang Pertamina Plaju, Yulianto Triwibowo mengungkapkan dukungan pada program pertanian yang terintegrasi itu tidak lepas dari upaya peningkatan hasil produksi padi secara mandiri oleh masyarakat, yang juga sejalan dengan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).

Menurut Yulianto, kehadiran inovasi padi apung ini dapat mengubah produktivitas penanaman padi yang selama ini bergantung pada cuaca, yang menyebabkan masa panen hanya bisa dilakukan satu sampai dua kali dalam satu tahun. 

“Padi apung ini kan inovasi, kalau yang biasanya itu padi pasang surut, ini dibuat modifikasinya dan bisa diatur,” ujar Yulianto, Kamis (6/4/2023). 

Selain itu, program yang melibatkan kelompok tani ini juga merambah pada beberapa jenis lainnya, seperti pengembangan instalasi hidroponik, budidaya ikan, rumah kompos, hingga peternakan bebek.

“Masing-masing kegiatan itu ada padi apung 160 lubang, ikan nila sebanyak 1.500 ekor, instalasi hidroponik 360 lubang, rumah bibit, kompos 20 kilogram dalam sekali pembuatan dan juga bebek sebanyak 50 ekor,” sambungnya. 

Sementara itu, Tenaga Pendamping Ahli, Yulian Junaidi menyebut program ini nantinya akan dikembangkan pada kegiatan ekonomi produktif berkelanjutan untuk mendorong kemandirian pada masyarakat.

“Jadi masyarakat kita bekali bukan hanya saat produksi tapi juga saat input produksi dan pengolahan. Misalnya eceng gondok jadi kompos, kemudian sayuran diolah menjadi keripik atau ikan kita buat abon,” jelas Junaidi. 

Menurutnya dengan pengolahan itu, masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun dikembangkan menjadi bisnis. 

Kepala Dusun III Talang Andong, Desa Sungai Rebo, Muslim berharap apa yang sudah disalurkan pada kelompok tani itu tidak terhenti sampai disini saja. 

Pasalnya, dengan adanya program ini, lahan yang semula terbengkalai dapat dimanfaatkan dan memberikan hasil bagi masyarakat. (K64)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper