Bisnis.com, BATAM - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri melakukan tujuh langkah antisipasi kenaikan harga bahan pokok yang kerap terjadi menjelang Ramadan.
Rangkaian kegiatan yang dikemas dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) digulirkan di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Senin (13/3/2023).
Kepala BI Perwakilan Kepri, Suryono, menjelaskan ada tujuh upaya stabilisasi pangan daerah yang ditempuh Bank Indonesia dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
"Pertama melalui sinergi optimalisasi pasar murah untuk stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok. Lalu pemberian sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan produktivitas kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Poktan, pondok pesantren dan koperasi tani," ujarnya saat ditemui di Batam, Selasa (14/3/2023).
Upaya berikutnya yakni penguatan ketersediaan bahan pangan melalui kerja sama antar daerah baik intra Kepri maupun dengan provinsi lain. Kemudian, pemberian bibit cabai kepada kelompok tani wanita di seluruh Kepri, penguatan infrastruktur TIK melalui pengembangan aplikasi pendukung pengendalian inflasi pangan, penguatan koordinasi dan komunikasi melalui penyelenggaraan capacity building TPID secara triwulanan, dan terakhir fasilitasi distribusi pangan melalui subsidi ongkos angkut.
"Tapi yang paling penting adalah kerja sama antara TPID Kepri serta kabupaten dan kota dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan daerah, menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pemulihan ekonomi Kepri," tuturnya.
Baca Juga
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri juga berkomitmen menangani inflasi melalui pencanangan program Kepri Bersahabat, tema utama GNPIP di provinsi ini. "Dalam waktu dekat, program yang akan kami jalankan yakni operasi pasar murah, subsidi ongkos angkut komoditas pangan, serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk menjaga daya beli masyarakat," paparnya.
TPID Kepri serta TPID Kabupaten/kota se-Kepri berkomitmen memperkuat upaya pengendalian inflasi untuk mencapai sasaran inflasi sebesar 3±1% (yoy).
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 kota di Provinsi Kepri, Batam dan Tanjung Pinang pada Februari 2023 mengalami inflasi sebesar 0,47% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,24% (mtm).
Inflasi saat itu bersumber dari peningkatan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau, aneka sayuran seperti kangkung dan bayam, serta cabai merah.
Saat itu pasokan sayuran menurun sebagai dampai kondisi cuaca yang kurang mendukung hasil panen. Selain itu, terdapat kenaikan cukai rokok pada awal 2023 yang berdampak pada kenaikan harga rokok kretek filter.
Sementara itu, tekanan inflasi juga bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang disebabkan oleh kenaikan harga kontrak rumah, yang terkerek penyesuian harga di awal tahun.
Secara spasial, Batam dan Tanjung Pinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,50% (mtm) dan 0,32% (mtm). Dengan demikian, secara tahunan inflasi gabungan 2 kota IHK di Kepulauan Riau tercatat sebesar 5,79% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 4,85% (yoy).
Capaian inflasi tahunan tersebut relatif lebih rendah di antara 10 provinsi di Sumatera, dimana Kepri berada di posisi ke-2 terendah (K65).