Bisnis.com, PADANG - Pemerintah melalui Kementerian BUMN telah mengumumkan terkait rencana untuk merampingkan jumlah bandara internasional di Indonesia dari 32 bandara menjadi 14 hingga 15 bandara saja.
Kendati rencana itu belum memutuskan bandara mana saja yang akan masuk dalam daftar dirampingkan, namun pengumuman tersebut mendapat perhatian dari berbagai provinsi, seperti halnya di Provinsi Sumatra Barat.
Di Sumbar, melalui PT Angkasa Pura II memiliki satu Bandara Internasional Minangkabau (BIM), yang berada di Kabupaten Padang Pariaman. Penerbangan internasional yang dilayani BIM hanya satu rute yakni Padang - Kuala Lumpur.
Rute internasional tersebut padahal juga baru dibuka pada Oktober 2022 lalu, setelah dua tahun lamanya ditutup sementara waktu, yakni dari Maret 2020 sampai September 2022, akibat penyebaran virus Covid-19 yang terjadi di berbagai negara.
Semenjak dibukanya kembali rute penerbangan internasional di BIM itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Oktober - Desember 2022 mencapai 3.062 wisatawan.
BPS merilis seiring adanya kembali kunjungan wisatawan mancanegara di BIM, dibukanya kembali rute internasional itu juga berdampak kepada ekspor di Sumbar.
Baca Juga
Lalu bagaimana respons Pemprov Sumbar, bila BIM masuk dalam daftar perampingan bandara internasional tersebut.
Menurut Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldi meski sampai saat ini Pemprov Sumbar belum mendapat surat atau informasi resmi terkait, apakah BIM masuk atau tidak dalam perampingan bandara internasional dimaksud.
"Kita belum mendapatkan surat atau informasi resmi terkait rencana itu. Kita di Sumbar masih menunggu kelanjutan dari rencana tersebut. Jadi nasib BIM benar-benar belum bisa diketahui kedepannya," ujar dia kepada Bisnis dihubungi malam ini, Senin (13/2/2023).
Audy mengatakan melihat destinasi wisata di Sumbar yang sudah mendapat perhatian dan kunjungan yang begitu besar dari wisatawan mancanegara, maka keberadaan penerbangan internasional di Sumbar sangatlah dibutuhkan.
"Untuk di Pulau Sumatra ini, dapat dikatakan Sumbar mendapat kunjungan yang cukup banyak dari wisatawan mancanegaranya. Jadi kita berharap, bandara internasional tetap ada di Sumbar ini," harapnya.
Dia menyampaikan pada tahun 2023 ini, Pemprov Sumbar berharap sektor pariwisata menjadi lokomotif perekonomian Sumbar.
Apalagi telah diluncurkan Visit Beautiful West Sumatra 2023 pada Desember 2022 lalu, artinya penerbangan internasional sangat dibutuhkan ada di Sumbar, untuk menyambut kunjungan wisatawan mancanegara ke Ranah Minang.
"Malaysia merupakan wisatawan mancanegara yang paling banyak datang ke Sumbar. Makanya dibukanya kembali rute Padang - Kuala Lumpur itu terus kita perjuangkan, alhamdulillah mendapat izin dari pemerintah pusat pada Oktober 2022," sebutnya.
Untuk itu, kendati belum ada pernyataan pasti dari pemerintah pusat terkait bandara mana yang akan ditutup melayani penerbangan internasionalnya, Pemprov Sumbar berharap Bandara Minangkabau tetap memiliki penerbangan internasional.