Bisnis.com, MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara (Sumut) sebut perekonomian Sumut berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2022 mencapai Rp955,19 triliun dan PDRB per kapita mencapai Rp63,19 juta.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Teknis Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Pendi Dewanto melalui keterangan persnya pada Senin (6/2/2023).
"Ekonomi Sumatra Utara tahun 2022 tumbuh sebesar 4,73 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang tumbuh sebesar 2,61 persen," kata Pendi.
Sedangkan dari sisi produksi, Pendi menyampaikan pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 12,69 persen. Kemudian diikuti oleh jasa perusahaan sebesar 8,77 persen dan jasa lainnya sebesar 8,65 persen.
Sementara itu pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki peran dominan tumbuh sebesar 5,17 persen, dan industri pengolahan serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor masing-masing tumbuh sebesar 1,98 persen dan 6,56 persen.
"Perekonomian Sumatra Utara masih didominasi oleh pertanian, kehutanan dan perikanan yang memberikan kontribusi sebesar 23,01 persen. Diikuti oleh Industri pengolahan sebesar 19,13 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,99 persen, konstruksi sebesar 13,22 persen, serta real estate sebesar 4,88 persen," sambungnya.
Jika ditilik dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi di komponen ekspor barang dan jasa sebesar 11,44 persen, dan diikuti komponen PK-LNPRT sebesar 5,47 persen, komponen PK-RT sebesar 4,55 persen dan komponen PMTB sebesar 3,80 persen.
Sementara itu, komponen impor barang dan jasa yang merupakan komponen pengurang dalam PDRB tumbuh sebesar 11,20 persen.
Pendi mengatakan struktur PDRB Sumut menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku tahun 2022 tidak menunjukkan perubahan berarti.
"Perekonomian Sumatra Utara masih didominasi oleh komponen PK-RT sebesar 50,46 persen, komponen ekspor barang dan jasa sebesar 41,94 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 29,45 persen, komponen PK-P sebesar 6,00 persen, komponen perubahan inventori sebesar 1,87 persen, dan komponen PK-LNPRT sebesar 0,85 persen," jelasnya.
Sementara itu, komponen impor barang dan jasa yang disebut sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 30,57 persen.
Diketahui kondisi perekonomian Sumut pada triwulan IV tahun 2022 sampai dengan triwulan IV 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,26 persen year on year (yoy).
Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi yang tercatat sebesar 16,02 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,77 persen.
Dan pada periode triwulan IV 2022 sampai dengan triwulan III 2022, ekonomi Sumut mengalami pertumbuhan sebesar 0,46 persen quarter to quarter (qtq).
Sebagai tambahan, struktur ekonomi di Pulau Sumatra secara spasial pada tahun 2022 didominasi oleh beberapa provinsi besar. Tiga terbesar diantaranya yaitu Provinsi Riau yang berkontribusi sebesar 23,50 persen, Sumut 22,63 persen serta Sumatra Selatan yang berkontribusi sebesar 14,02 persen. Sementara kontribusi terendah yaitu Bengkulu dengan kontribusi sebesar 2,14 persen.