Bisnis.com, PADANG - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatra Barat menyampaikan jumlah penumpang mengalami peningkatan jelang momen Natal dan Tahun Baru 2022.
Vice President PT KAI Divre II Sumbar Mohamad Arie Fathurrochman mengatakan pihaknya mencatat hingga posisi Oktober 2022 jumlah pengguna kereta api di Divre II Sumbar pada 2021 tercatat 642.827 penumpang, sementara dan 2022 sampai Oktober tercatat mencapai 1.014.767 penumpang.
"Jadi memang terjadi peningkatan yang signifikan. Hal ini dampak dari mulai normalnya aktivitas masyarakat seiring telah melandainya kasus Covid-19," katanya, Selasa (6/12/2022).
Dia menyampaikan terkait mulai meningkatnya jumlah penumpang kereta api ini, Pemprov Sumbar dan Pemkab dan Pemko melihat transportasi kereta api perlu dihidupkan kembali di Sumbar.
Karena saat ini kereta api di Sumbar hanya beroperasi untuk wilayah Padang - Padang Pariaman saja. Sementara di Kota Sawahlunto pun saat ini masih dipersiapkan jelang peresmian dioperasikannya kereta api di Sawahlunto.
"Sudah banyak yang minta, kita sudah mengakomodir harapan dari pemerintah daerah itu," tegasnya.
Dia menjelaskan melihat pada okupansi penumpang kereta api rute Padang - Stasiun BIM saat ini juga mulai tumbuh lebih baik, karena calon penumpang pesawat mulai memanfaatkan kereta api untuk menuju Padang ataupun Bandara Internasional Minangkabau .
“Dulu lebih banyak penumpang untuk tujuan wisata, sekarang mulai tumbuh penumpang pesawat yang memanfaatkan kereta api,” ungkapnya.
Melihat adanya tren positif terhadap transportasi kereta api di Sumbar, PT KAI juga melakukan berbagai upaya dan inovasi, yang bertujuan untuk meningkatkan okupansi penumpang dan menarik minat masyarakat menggunakan kereta api.
"Salah satu inovasinya itu, soal tiket. Kita mulai dari memberlakukan tiket khusus untuk penumpang dewasa yang berangkat secara rombongan. Jadi tidak hanya anak sekolah saja yang boleh berangkat rombongan dengan menggunakan kereta api, tapi di Sumbar orang dewasa juga boleh berangkat rombongan,” tegasnya.
Arie mengklaim dengan adanya kebijakan khusus untuk keberangkatan rombongan itu, ternyata juga berdampak signifikan terhadap tingkat okupansi yang semakin tinggi akhir-akhir ini.
Selain itu, tingginya okupansi penumpang kereta api pascapandemi Covid-19 saat ini, karena ada kecenderungan baru pekerja, termasuk ASN, dan pelajar yang berdomisili di Padang dan bekerja di Pariaman atau sebaliknya, menggunakan kereta api sebagai moda transportasi pilihan.
“Diharapkan dengan kondisi ini tidak hanya berdampak okupansi mulai meningkat, tetapi beban kendaraan di jalan juga mulai berkurang,” harap dia.