Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumsel Mitigasi Ancaman Bencana Banjir untuk Petani Padi

Upaya mitigasi petani padi terhadap ancaman bencana hidrometeorologi dioptimalkan, terutama terhadap banjir lantaran sudah memasuki musim penghujan.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, PALEMBANG — Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan mengoptimalkan upaya mitigasi petani padi terhadap ancaman bencana hidrometeorologi, terutama banjir lantaran sudah memasuki musim penghujan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Bambang Pramono, menjelaskan upaya mitigasi dilakukan di antaranya dengan menerjunkan tim penyuluh pertanian ke setiap kabupaten/kota yang menjadi daerah penghasil padi.

“Tim penyuluh itu juga melakukan pendataan kepada petani untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di daerah rawan banjir, yang saat ini jumlahnya baru 6.000 hektare,” katanya, Kamis (29/9/2022).

Daerah penghasil padi tersebut di antaranya berada di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur dan Musi Rawas.

Bambang menjelaskan, sekitar 7,2 persen dari total luas sekitar 621.903 ha lahan sawah di Sumsel tergolong rawan terdampak bencana hidrometeorologi seperti banjir. Hal itu lantaran area pertanian itu merupakan lahan rawa-lebak atau tadah hujan.

Di antaranya berada di Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir. Pemprov Sumsel mencatat, rata-rata pada bulan September ini para petani di tiga daerah tersebut sedang melangsungkan penanaman padi periode kedua, yang berlangsung hingga masa penen pada Desember.

“Masa waktu tanam itu berlangsung sejalan dengan masa potensi peningkatan curah hujan yang dapat menggenangi lahan sawah, makanya potensi tidak panen lebih besar,” jelasnya.

Bambang memaparkan bahwa tim tersebut membantu petani mengatur waktu penanaman benih atas kondisi peralihan cuaca saat ini, melaksanakan pengecekan kondisi sumber air, baik irigasi, embung, waduk dan sebagainya, begitu juga dengan sarana penyalurannya.

Kemudian, membantu petani memperbaiki atau membersihkan tanggul penahan air, hingga menyiagakan alat berat dan pompa air yang dibantu oleh pemerintah kabupaten masing-masing.

Dia berharap, mitigasi itu dapat tepat guna dan angka produksi padi dengan rata-rata 6 ton gabah kering giling (GKG) per ha hingga akhir tahun tidak terganggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper