Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi Sumut Rp19,1 Triliun per Semester I/2022, Tumbuh 37 Persen

Realisasi investasi Sumut pada Semester I/2022 telah 39,3 persen dari total target tahun ini, yakni senilai Rp48,7 triliun.
Realisasi Investasi Sumut Rp19,1 Triliun per Semester I/2022, Tumbuh 37 Persen. Sejumlah perwakilan Konsulat Jenderal dan Honorary Consul saat meninjau fasilitas pengolahan limbah terpadu di Kawasan Industri Medan, Sumut, Kamis (25/8/2022). / Istimewa
Realisasi Investasi Sumut Rp19,1 Triliun per Semester I/2022, Tumbuh 37 Persen. Sejumlah perwakilan Konsulat Jenderal dan Honorary Consul saat meninjau fasilitas pengolahan limbah terpadu di Kawasan Industri Medan, Sumut, Kamis (25/8/2022). / Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Realisasi investasi di Sumatra Utara (Sumut) tercatat Rp19,1 triliun per Semester I/2022 atau mengalami pertumbuhan 37 persen secara year on year (yoy).

Investasi pada paruh pertama tahun ini disumbang oleh Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp10,2 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp8,9 triliun.

Menurut Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut Poltak Sitanggang, realisasi investasi Sumut pada Semester I/2022 tersebut telah 39,3 persen dari total target tahun ini, yakni senilai Rp48,7 triliun.

"Realisasi Semester I/2022 senilai Rp19,18 triliun ini tumbuh 37 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 lalu yang hanya mencatat realisasi Rp14 triliun," kata Poltak kepada Bisnis, Jumat (26/8/2022).

Pada Triwulan I/2022 lalu, realisasi investasi di Sumut tercatat Rp9,5 triliun, terdiri atas Rp5,9 triliun PMDN dan Rp3,6 triliun PMA.

Jika sumbangsih PMDN mendominasi pada Triwulan I/2022, kondisi berbeda terjadi pada Triwulan II/2022. Realisasi investasi dari PMA tercatat Rp6,6 triliun, sedangkan dari PMDN tercatat Rp3,0 triliun. Dengan demikian, total realisasi invetasi di Sumut pada Triwulan II/2022 sebanyak Rp9,6 triliun.

Pada Triwulan I/2022 lalu, realisasi investasi di Sumut didominasi oleh sektor Pertambangan senilai Rp3,8 triliun, kemudian sektor Industri Makanan senilai Rp2,3 triliun serta sektor Listrik, Gas, dan Air senilai Rp1,1 triliun.

Sementara itu, realisasi investasi Triwulan II/2022 didominasi oleh sektor Listrik, Gas, dan Air sebesar 29,8 persen, lalu sektor Pertambangan sebesar 29,7 persen serta sektor Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan sebesar 18,2 persen.

Poltak melanjutkan, berbagai upaya terus dilakukan untuk mendorong capaian investasi di Sumut, antara lain dengan mengoptimalkan pemanfaatan Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) dan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) oleh masing-masing perusahaan di Sumut.

Kemudian, melakukan akselerasi untuk menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) dan Perda Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi di Sumut.

Untuk meningkatkan investasi, Sumut juga telah membentuk North Sumatra Invest (NSI) yang merupakan kerja tim lintas lembaga. Selain promosi, NSI melakukan pemetaan potensi dan peluang investasi di Sumut.

"Pelaksanaan NSI Mapping Project sebagai upaya dalam rangka memetakan potensi dan peluang investasi di Sumut," kata Poltak.

Saat ini, NSI juga sedang membawa sejumlah perwakilan Konsulat Jenderal beserta Honorary Consul berkeliling meninjau sejumlah situs investasi yang ditawarkan Sumut, antara lain Kawasan Industri Medan (KIM), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Toba Caldera Resort hingga ke Kebun Teh Sidamanik PTPN IV.

"Ini membutuhkan dukungan dari semua pihak, harus terus diperkuat sinergi kita," ujar Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat melepas rombongan Konsulat Jenderal dan Honorary Consul dalam kegiatan invest sites visit pada Kamis (25/8/2022).

Pada kesempatan berbeda, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah berharap NSI tidak hanya memperkenalkan peluang investasi sektor industri, infrastruktur, pariwisata, dan transportasi, tetapi juga meliputi sektor pertanian dan kesehatan.

"Saya harap NSI juga bisa memaparkan terkait komoditi pertanian unggulan yang dimiliki Sumut seperti kopi, teh dan produk pertanian lainnya yang juga sudah banyak diekspor. Tawarkan juga soal kesempatan investasi di sektor kesehatan," katanya pada Rabu (24/8/2022) lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper