Bisnis.com, MEDAN – Setelah sempat melonjak, kinerja ekspor karet Sumatra Utara (Sumut) kembali melemah pada Juli 2022. Penurunan terjadi imbas pengurangan penjualan produsen karet remah atau crumb rubber.
Menurut Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Sumut Edy Irwansyah, produsen terpaksa mengurangi penjualan karena faktor harga.
"Penurunan ini lebih dipengaruhi adanya pengurangan penjualan dari produsen karet remah. Sedangkan alasan pengurangan penjualan adalah harga yang kurang sesuai dari buyer," kata Edy melalui pernyataan tertulis, Jumat (12/8/2022).
Pada Juli 2022, volume ekspor karet Sumut tercatat sebanyak 31.297 ton. Jumlahnya menurun 14,8 persen dibandingkan volume ekspor Juni 2022 yang sebanyak 36.734 ton.
Secara total, volume ekspor karet Sumut sepanjang Januari - Juli 2022 tercatat 220.903 ton. Jumlahnya turun sebesar 1,13 persen (yoy).
Terdapat 32 negara pangsa ekspor karet Sumut pada Juli 2022. Lima negara yang paling berkontribusi adalah Jepang (32,4 persen), kemudian Brazil (12,2 persen), lalu USA (10,9 persen), China (6,9 persen), dan Turki (5,0 persen).
Pada kesempatan berbeda, harga karet di tingkat petani Kabupaten Langkat, Sumut, mengalami penurunan pada pekan lalu. Penurunannya berkisar Rp300 - Rp400 per kilogram.
Menurut Iwan, satu di antara petani di daerah tersebut, harga karet cenderung tidak stabil belakangan ini.
Harganya kerap mengalami fluktuasi dengan kisaran Rp10.000 - Rp12.000 per kilogram. Pekan ini, karet petani dihargai Rp11.400 per kilogram, turun dari pekan lalu seharga Rp11.700 per kilogram.
"Itu [harga karet] juga tergantung berdasarkan kualitasnya," kata Iwan kepada Bisnis, Minggu (7/8/2022) lalu.
Pada perkembangan lain, sebanyak 17 unit kontainer berisi karet ekspor yang sempat tertahan sekitar empat bulan di kapal Fedeer Mathu Bhum V298E akhirnya diberangkatkan menuju Klang Port di Malaysia.
Kapal Feeder Mathu Bhum V298E sebelumnya ditahan oleh TNI Angkatan Laut sejak 4 Mei 2022 lalu saat hendak berlayar dari Pelabuhan Belawan, Kota Medan, menuju Port Klang, Malaysia.
Penahanan ini konon berkaitan dengan dugaan penyelundupan bahan baku minyak goreng yang kala itu dilarang ekspor. Persoalannya, kapal itu tak hanya membawa RBD Palm Olein, namun juga berbagai komoditas ekspor lainnya. Termasuk karet.
Selain 342,72 ton karet dalam 17 unit kontainer, kapal Fedeer Mathu Bhum V298E diketahui juga mengangkut 419 unit kontainer lainnya berisi berbagai komoditas.