Bisnis.com, DUMAI -- Harga sawit yang turun ternyata berdampak negatif terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, termasuk angkutan antar pulau di pelabuhan roll on roll off (Roro) Dumai-Rupat.
Petugas Dinas Perhubungan Pelabuhan Roro Dumai-Rupat, Riandi mengatakan kini aktivitas penyeberangan di pelabuhan itu menjadi lebih sepi, dibandingkan saat harga sawit tinggi beberapa waktu lalu.
"Sekarang penumpang Roro berkurang, untuk angkutan barang seperti truk itu turun drastis sejak harga sawit yang rendah. Biasanya sehari bisa sampai 50-60 truk yang melintas, sekarang sudah tidak ada sama sekali," ujarnya, Rabu (27/7/2022).
Dia mengakui masyarakat Pulau Rupat sebagian besar adalah petani perkebunan karet dan kelapa sawit. Biasanya saat harga normal dan tinggi, petani memilih mengantarkan produksi kebunnya ke pabrik yang ada di Dumai.
Namun kini pada saat harga jual sawit rendah yaitu sekitar Rp1.000 per kg, petani lebih memilih menjual sawitnya di Rupat saja karena di sana juga ada pabrik sawit yang menampung, meski kapasitasnya tidak sebesar pabrik di Dumai.
Dia berharap harga sawit bisa kembali pulih dan aktivitas di Pelabuhan Roro Dumai-Rupat ikut meningkat. Biasanya dalam sehari jadwal penyeberangan bisa sampai jam10 malam, namun saat sepi kini hanya sampai jam7 malam saja.
"Jadi memang jadwal operasional kami sekarang sampai jam7 malam saja, kalau ramai itu bisa sampai jam10 malam. Untuk kapal yang melayani ada 3 unit Roro dan melintas setiap 1 jam," ujarnya.
Adapun saat ini harga sawit berada di rentang Rp1.900 per kg di tingkat pabrik, sedangkan di level petani di Provinsi Riau bisa lebih rendah sekitar Rp1.000 sampai Rp1.200 per kg.