Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menargetkan melahirkan 100.000 milenial entrepreneur hingga 2024 mendatang.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar Nazwir mengatakan target 100.000 milenial entrepreneur itu merupakan salah satu program unggulan pemerintah daerah yang diusung oleh Gubernur Mahyeldi dan Wagub Sumbar Audy Joinaldy.
Dia menyebutkan program pemerintah daerah ini memiliki cita-cita agar perekonomian di Sumbar terus tumbuh, mulai dari pedesaan, usaha ultra mikro dan super mikro, dimana pelaku usahanya adalah para milenial.
"Ini program yang bagus di Sumbar. Karena pada umumnya masyarakat di Sumbar ini memiliki jiwa pedagang yang tinggi. Tapi pelaku usaha yang dari kalangan anak muda, masih terbilang masih sedikit," katanya, Rabu (13/7/2022).
Untuk itu, pemerintah daerah berkeinginan agar dari kalangan anak muda atau milenial ini bisa dipancing dan digerakan keinginan dan semangatnya, untuk melek terhadap dunia usaha.
Kini setelah setahun lebih berjalan program tersebut telah membuktikan bahwa bermunculan usaha yang dijalani oleh para milenial.
"Sekarang yang lagi banyak itu mendirikan usaha coffee shop dan cafe. Serta ada juga di ekonomi kreatif. Ini baru permulaan, makanya kita punya cita-cita besar, agar anak muda di Sumbar ini menjadi pengusaha yang besar dan hebat," ujarnya.
Dengan demikian, persoalan pengangguran secara perlahan-lahan dapat teratasi. Karena bila satu usaha itu muncul, setidaknya ada 5 hingga 10 orang yang bisa jadi pekerja tempat usaha tersebut.
Kini melihat belum semua sektor peluang usaha yang digerakkan oleh milenial, Pemprov Sumbar pun telah mempersiapkan sejumlah strategi, agar target 100.000 entrepreneur.
"Untuk mencapai target itu, kita tentu melakukannya secara bertahap. Seperti di tahun awal Mahyeldi-Audy memimpin Sumbar, 20.000 milenial di Sumbar kini telah menjadi pelaku usaha," jelasnya.
Nazwir menyatakan melihat cukup bagusnya capaian itu, maka di tahun berikutnya ditargetkan dinaikan menjadi tiga kali lipat, artinya ada 60.000 milenial akan muncul per tahunnya.
"Makanya kita targetkan 2024 itu, 100.000 milenial di Sumbar telah menjadi entrepreneur yang hebat," katanya.
Dia menyebutkan awalnya pemerintah daerah menargetkan program itu terwujud hingga tahun 2026. Namun melihat kondisi potensi perekonomian di Sumbar, maka hingga tahun 2024 itu, 100.000 milenial di Sumbar sudah jadi pengusaha.
Dia menyatakan ke depan upaya yang akan dilakukan agar target itu dapat tercapai, Diskop dan UKM Sumbar akan memberikan kemudahan bagi pelaku usaha untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB).
"Sekarang sudah bisa dimulai, kalau ada pelaku usaha yang belum mempunyai NIB, ayo ke Diskop dan UKM Sumbar, kami siap bantu," tegasnya.
Bahkan Nazwir menyatakan akan menghadirkan layanan mobil keliling agar pengurusan NIB bisa lebih cepat dan sampai ke berbagai daerah.
"Untuk mobil ini, tengah kita usulkan. Kalau sudah ada, mobil itu akan berjalan mengelilingi wilayah Sumbar," ujarnya.
Selain siap melayani NIB melalui mobil keliling, Diskop dan UKM Sumbar juga akan mempersiapkan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), untuk melayani pengurusan NIB.
"NIB salah satu hal yang penting. Jadi hal-hal seperti ini lah kita lakukan. Dengan adanya kemudahan, maka UMKM kita bisa terus tumbuh dan berkembang," sebutnya.
Di satu sisi, Nazwir juga berencana akan mendorong para anak muda di Sumbar melihat potensi ekonomi lainnya yang bisa digarap, seperti sektor ekonomi kreatif lainnya, pariwisata, ada pertanian dan perkebunan, serta perikanan.
"Sumbar ini potensi ekonomi besar sebenarnya. Jadi tinggal bagaimana melihat peluang," kata dia.
Selain itu dalam mencapai target itu, dari Diskop dan UKM Sumbar turut berkolaborasi dengan berbagai pihak. Mulai dari antar organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemprov Sumbar, mulai dari pihak perbankan.
Misalnya di Dinas Kehutanan, sekarang itu ada program perhutanan sosial dari Kementerian LHK. Program itu juga bisa dimanfaatkan di sektor UMKM, seperti melahirkan anak muda yang bergerak di sektor pariwisata, pertanian dan perkebunan.
"Jadi memang kita butuh berkolaborasi. Bagi pihak perbankan, akan menjadi mitra soal permodalan," ujar Nazwir.
Di lain kesempatan, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy pernah mengatakan bahwa seorang pengusaha belum tentu entrepreneur, dan entrepreneur pasti pengusaha.
Audy menyampaikan dari segi jumlah, pelaku usaha di Indonesia saat ini baru sekitar 2 persen.
Sementara menurutnya untuk mendukung ekonomi dibutuhkan entrepreneur setidaknya 4 persen dari jumlah penduduk.
Untuk itu, sesuai dengan target yang telah disusun dalam program unggulan Sumbar Madani 2021-2026, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyiapkan Program Digitalent guna menggenjot peningkatan entrepreneurship di Sumbar.
Bagi Audy, menjadi entrepreneur itu bukan hanya dari nol kemudian menjadi pemilik usaha, tapi proses meningkatkan skala bisnis, menaikkan revenue, baik sudah mampu membuka lapangan kerja maupun belum, itu semua adalah entrepreneurship.
"Orang yang berusaha meningkatkan skala bisnis dan meningkatkan revenue, mau itu dari nol ataupun sudah memiliki usaha UMKM, semua adalah target digitalent Sumbar untuk mencetak 100.000 millennial entrepreneur," tegasnya.
Menurutnya, program tersebut nantinya akan melibatkan banyak pihak untuk memberi pelatihan usaha di berbagai bidang dengan kerja sama lintas sektoral, termasuk akses keuangan untuk permodalan usaha.
"100.000 millennial nanti akan kita cetak lewat pelatihan di berbagai sektor usaha lewat sesuai minat masyarakat, semua akan bisa diakses lewat aplikasi," jelasnya. (k56)