Bisnis.com, PARIT MALINTANG - PT Bio Farma (Persero) menargetkan setelah nanti vaksin Covid-19 BUMN mendapat Emergency Use Authorization (EUA)/izin edar dari BPOM, maka vaksin tersebut akan digunakan untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan alasan lebih menyasar pada vaksin booster, karena melihat dari data Kementerian Kesehatan capaian booster Indonesia masih rendah.
"Kita menargetkan vaksin Covid-19 BUMN ini bisa membantu pemerintah meningkatkan capaian vaksinasi booster-nya," harap dia, dalam kunjungan ke Center Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 BUMN di RSUD Padang Pariaman, Sumatra Barat, Selasa (12/7/2022).
Dikatakannya dari rencana saat ini, pendistribusian vaksin Covid-19 BUMN ini akan dilakukan sesuai permintaan pemerintah yakni untuk kegiatan vaksinasi yang digelar oleh BUMN-BUMN yang ada di Indonesia.
Namun sebelum rencana itu dijalankan, mengingat proses uji klinis fase 3 masih berlangsung, maka belum bisa dipastikan, apakah aman atau tidak, bila ada masyarakat yang sebelumnya menggunakan dosis vaksin produk lain, dan ingin menggunakan vaksin BUMN untuk booster.
"Harus kita uji lagi. Aman atau tidak. Karena vaksin BUMN ini baru muncul sekarang," tegasnya.
Tapi untuk masyarakat yang kini menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19 BUMN, di mana telah menerima vaksin dosis pertama dan kedua. Maka diperkirakan bisa melanjutkan ke dosis ketiga atau booster.
"Tapi untuk kepastiannya aman sampai ke tahap booster, tentu kita jalani proses uji klinis nya terlebih dahulu," ungkapnya.
Honesti menyatakan dengan teknologi yang dimiliki, Bio Farma mampu untuk memproduksi 120 juta dosis vaksin per tahunnya.
Dikatakannya bila vaksin Covid-19 BUMN ini dipergunakan untuk vaksin booster. Maka pemerintah Indonesia sudah bisa menyetop impor vaksin.
"Sekarang sudah ada produk dalam negeri, halal lagi. Maka pemerintah bisa mengambil langkah untuk menghentikan impor dosis vaksin," katanya.
Mengutip data Kemenkes, rata-rata vaksinasi mingguan di luar Jawa-Bali hanya terhitung ribuan. Paling sedikit Papua dengan rata-rata 1.619 orang yang menerima vaksin booster dalam sepekan.
Sementara di Pulau Jawa seperti Jawa Tengah masih mencatatkan rata-rata booster mingguan yaitu 186.475 orang.
Berdasarkan data harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19, dalam periode dua pekan terakhir, jumlah booster mingguan turun 5 persen.
Selama rentang waktu 21-27 Juni, jumlah orang yang menerima vaksin booster yaitu 1.019.185 orang.
Jumlah itu menurun sepekan setelahnya pada 28 Juni-4 Juli yang tercatat sebanyak 979.482 orang.
Secara kumulatif, capaian dosis booster di Indonesia yang dimulai sejak Januari lalu baru mencapai 51.180.596 orang atau 24,57 persen dari target sasaran. (k56)