Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok Pembobol Uang Nasabah Bank Sumut Senilai Rp2,7 Miliar Diduga WNA

Pelaku pembobolan uang 83 nasabah Bank Sumut melalui cara skimming diduga merupakan Warga Negara Asing (WNA).
Jajaran direksi Bank Sumut saat menyampaikan penjelasan di Kota Medan, Sumatra Utara, Selasa (5/7/2022). /Bisnis-Nanda Fahriza Batubara
Jajaran direksi Bank Sumut saat menyampaikan penjelasan di Kota Medan, Sumatra Utara, Selasa (5/7/2022). /Bisnis-Nanda Fahriza Batubara

Bisnis.com, MEDAN - Pelaku pembobolan uang 83 nasabah Bank Sumut melalui cara skimming diduga merupakan warga negara asing (WNA).

Dugaan ini mencuat berdasar hasil penelusuran awal Bank Sumut setelah memeroleh laporan.

"Kalau kami lihat dari CCTV, diduga pelakunya orang asing. Diduga antara orang Rusia atau dari kawasan Timur Tengah," kata Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan saat memberi penjelasan di kantornya, Kota Medan, Selasa (5/7/2022).

Rahmat menduga para nasabah menjadi korban skimming karena melakukan transaksi di mesin-mesin ATM yang masih menerapkan sistem berbasis magnetic stripe.

Bank Sumut sendiri, kata Rahmat, saat ini sudah meninggalkan sistem tersebut dan beralih ke sistem berbasis chip. Sehingga dia yakin para korban tidak mengalami skimming di mesin ATM mereka.

Berdasar hasil penelusuran sementara, para korban diduga menjadi korban skimming setelah melakukan transaksi di mesin ATM yang tersedia di suatu swalayan Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatra Utara. Rahmat menduga pelaku menempelkan alat skimmer di lokasi tersebut.

"Mereka rata-rata melakukan transaksi di mesin ATM yang berada di sana. Tapi bukan mesin ATM Bank Sumut, karena kami tidak menggunakan sistem magnetic stripe lagi," kata Rahmat.

Setelah merekam data kartu ATM, lanjut Rahmat, pelaku melakukan transaksi selanjutnya melalui bank swasta yang berada di Bali dan Jawa Barat. Saat ini, kasus pembobolan ini telah dilaporkan ke Polda Sumatra Utara.

"Itu dilakukan di Bandung dan Bali. Kami tidak ada mesin ATM di sana, dilakukan di bank lain," kata Rahmat.

Menurut Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti, bank tersebut telah menerapkan mesin dan kartu ATM berbasis chip sesuai National Standard Indonesian Chip Card Specification (NSICCS).

Teknologi ini, kata dia, terbukti mampu menangkal tindak skimming alias perekaman data nasabah melalui alat khusus yang biasa dipasang para pelaku di mesin-mesin ATM.

Tindak kejahatan skimming diketahui hanya mampu menyasar mesin-mesin ATM yang masih menerapkan sistem berbasis magnetic stripe.

"Kami telah memakai teknologi terkini NSICCS yang memang sesuai ketentuan. Secara sistem, alat kami sudah support teknologi itu seratus persen," kata Arieta.

Direktur Pemasaran Bank Sumut Hadi Sucipto mengimbau nasabah bank tersebut agar tetap tenang dan tidak panik. Kasus ini akan ditangani secara cepat.

Di samping itu, Hadi mengingatkan nasabah mereka agar mengganti kartu ATM yang masih berbasis magnetic stripe menjadi kartu ATM berbasis chip. Nasabah juga diimbau agar rutin mengganti nomor Personal Identification Number (PIN) ATM secara berkala.

"Kami pastikan semua uang nasabah aman. Tapi kami ingatkan agar tetap meningkatkan hati-hati ketika bertransaksi agar tidak menjadi korban skimming. Sebenarnya semua teknologi pembayaran non-tunai kami ini salah satu tujuannya untuk meminimalisir itu," kata Hadi.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 84 nasabah Bank Sumut menjadi korban skimming. Upaya pembobolan mencapai Rp4,5 miliar. Namun berkat langkah cepat, hanya Rp2,7 miliar uang yang dibobol pelaku.

Kini, seluruh uang tersebut telah dikembalikan kepada sekitar 83 orang nasabah yang terbukti menjadi korban. Di sisi lain, Bank Sumut juga sudah melaporkan tindak kejahatan ini ke Polda Sumatra Utara.

Total kerugian yang dialami nasabah bervariasi. Mulai dari Rp600.000 hingga Rp60.000.000.

"Kami respons cepat hal ini. Nasabah yang menjadi korban skimming ini kami ganti tanpa harus menunggu pengaduan," kata Direktur Kepatuhan Bank Sumut Eksir.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Sumatra Utara Kombes Hadi Wahyudi hingga kini belum dapat dimintai komentarnya mengenai kasus ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper