Bisnis.com, MEDAN - Uang sejumlah nasabah Bank Sumut dibobol melalui skimming. Bank bertindak cepat melakukan mitigasi untuk mencegah praktik lebih lanjut, termasuk mengganti kerugian nasabah yang menjadi korban.
Menurut Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadilah Pohan, pihaknya telah mendeteksi upaya pembobolan hingga mencapai Rp4,5 miliar. Namun berkat langkah cepat, hanya Rp2,7 miliar uang yang dibobol pelaku.
Kini, seluruh uang tersebut telah dikembalikan kepada sekitar 83 orang nasabah yang terbukti menjadi korban. Di sisi lain, Bank Sumut juga sudah melaporkan tindak kejahatan ini ke Polda Sumatra Utara.
Menurut Rahmat, total kerugian yang dialami nasabah bervariasi. Mulai dari Rp600.000 hingga Rp60.000.000. Bank akan menggunakan operasional risk untuk menggantinya.
"Kemarin kami mau dibobol Rp4,5 miliar. Yang berhasil diambil Rp2,7 miliar. Sisanya tidak bisa diambil, jam 10.00 kemarin langsung kami matikan. Saat ini total dana nasabah yang raib telah dikembalikan," kata Rahmat di kantornya, Kota Medan, Selasa (5/7/2022).
Upaya skimming terdeteksi setelah sejumlah nasabah Bank Sumut mengadu telah kehilangan uang dalam rekeningnya meski tidak melakukan transaksi apapun. Kejadian ini dialami oleh mereka pada waktu yang nyaris bersamaan.
Setelah menyadari ada yang tidak beres, Bank Sumut langsung memblokir rekening sejumlah nasabah sembari melakukan pengusutan.
Menurut Rahmat, nasabah Bank Sumut yang menjadi korban diduga mengalami skimming setelah melakukan transaksi di Automatic Teller Machine atau mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang berada di suatu pusat perbelanjaan di Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatra Utara.
Rahmat juga yakin bahwa korban melakukan transaksi di ATM Bank Sumut. Sebab, seluruh ATM mereka kini telah menerapkan sistem berbasis chip.
Sedangkan teknik perekaman atau skimming menggunakan alat tertentu biasa dilakukan para pelaku kejahatan siber terhadap ATM berbasis magnetic stripe.
"Berdasarkan investigasi kami, nasabah Bank Sumut yang menjadi korban skimming tersebut melalukan transaksi di mesin ATM milik bank lain yang masih menggunakan magnetic stripe. Kalau ATM kami semua sudah pakai sistem chip," kata Rahmat.
Setelah merekam data kartu ATM, lanjut Rahmat, pelaku melakukan transaksi selanjutnya melalui bank swasta yang berada di Bali dan Jawa Barat.
"Itu dilakukan di Bandung dan Bali. Kami tidak ada mesin ATM di sana, dilakukan di bank lain," kata Rahmat.
Menurut Direktur Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti, bank tersebut telah menerapkan mesin dan kartu ATM berbasis chip sesuai National Standard Indonesian Chip Card Specification (NSICCS).
Teknologi ini, kata dia, terbukti mampu menangkal tindak skimming alias perekaman data nasabah melalui alat khusus yang biasa dipasang para pelaku di mesin-mesin ATM.
"Kami telah memakai teknologi terkini NSICCS yang memang sesuai ketentuan. Secara sistem, alat kami sudah support teknologi itu seratus persen," kata Arieta.
Direktur Kepatuhan Bank Sumut Eksir mengatakan, tindak kejahatan skimming bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Bahkan, belakangan ini intensitasnya meningkat.
Selama ini, kata Eksir, Bank Sumut selalu berkoodinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Termasuk dalam penerapan teknologi kemananan untuk menangkal tindak kejahatan seperti skimming.
"Ibarat rumah, seketat apapun keamanan, tapi pencuri pasti akan selalu mencari cara untuk membobol," katanya.
Kendati begitu, Eksir memastikan keamanan uang nasabah Bank Sumut tetap aman. Saat ini, Kepolisian sudah melakukan pengusutan untuk mencari pelaku. Di sisi lain, Eksir juga memastikan seluruh uang nasabah yang dibobol akan diganti.
"Kami respons cepat hal ini. Nasabah yang menjadi korban skimming ini kami ganti tanpa harus menunggu pengaduan," katanya.
Direktur Pemasaran Bank Sumut Hadi Sucipto mengimbau nasabah bank tersebut agar tetap tenang dan tidak panik. Kasus ini akan ditangani secara cepat.
Di samping itu, Hadi mengingatkan nasabah mereka agar mengganti kartu ATM yang masih berbasis magnetic stripe menjadi kartu ATM berbasis chip. Nasabah juga diimbau agar rutin mengganti nomor Personal Identification Number (PIN) ATM secara berkala.
"Kami pastikan semua uang nasabah aman. Tapi kami ingatkan agar tetap meningkatkan hati-hati ketika bertransaksi agar tidak menjadi korban skimming. Sebenarnya semua teknologi pembayaran non-tunai kami ini salah satu tujuannya untuk meminimalisir itu," kata Hadi.
Kepala OJK Regional 5 Sumatra Bagian Utara Yusuf Ansori mengatakan, seluruh uang nasabah di Bank Sumut akan tetap aman. Sebab apabila terjadi fraud seperti skimming, bank akan bertanggung jawab mengganti uang yang hilang.
"Kami sudah minta manajemen mengambil langkah memitigasi risiko," kata Yusuf kepada Bisnis.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Sumatra Utara Kombes Hadi Wahyudi belum dapat dimintai keterangannya mengenai kasus skimming ini.