Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Kasus Skimming Nasabah Bank Sumut Rp2,7 Miliar, Polisi Gelar Penyelidikan

Kasus tersebut diketahui menyebabkan total Rp2,7 miliar uang nasabah Bank Sumut raib.
Kantor Bank Sumut/Istimewa
Kantor Bank Sumut/Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Kepolisian Daerah Sumatra Utara masih melakukan penyelidikan kasus skimming yang dialami puluhan nasabah Bank Sumut belum lama ini.

Kasus tersebut diketahui menyebabkan total Rp2,7 miliar uang 83 nasabah Bank Sumut raib.

"Masih dalam penyelidikan," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sumatra Utara Kombes Hadi Wahyudi kepada Bisnis, Kamis (7/7/2022).

Hadi belum dapat berkomentar banyak mengenai perkembangan penyelidikan. Termasuk soal pelaku yang diduga merupakan Warga Negara Asing (WNA).

"Penyidik masih bekerja melakukan pendalaman menyeluruh. Sabar, hasilnya pasti kami akan sampaikan," kata Hadi.

Baru-baru ini, 83 nasabah Bank Sumut menjadi korban tindak kejahatan skimming. Total uang yang raib senilai Rp2,7 miliar. Hingga Selasa (5/7/2022), proses pemberian ganti sudah nyaris tuntas. Hanya tersisa Rp700 juta lagi.

Menurut Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan, pelaku skimming mentransfer uang nasabah ke sejumlah rekening bank berbeda.

Rekening penerima aliran uang tersebut terdeteksi lebih dari satu dengan identitas pemilik yang beragam.

Satu di antaranya merupakan perusahaan. Perusahaan tersebut kemudian bertransaksi ke dalam format mata uang digital Crypto atau Kripto. Para pelaku diduga sengaja mengalihkan hasil kejahatan mereka ke dalam bisnis itu.

"Kalau kami lihat, ada yang terkait dengan transaksi Crypto dan macam-macam. Ini kami serahkan ke aparat penegak hukum," kata Rahmat, Rabu (6/7/2022).

Berdasar penelusuran awal pihak Bank Sumut, pelaku skimming diduga merupakan Warga Negara Asing (WNA). Sejauh ini, pelaku diperkirakan berjumlah empat orang. Wajah mereka terekam Closed Circuit Television atau CCTV dan beraksi memakai masker.

Para pelaku diduga memasang skimmer pada bagian mesin ATM yang tersedia di suatu swalayan Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatra Utara. Alat itu bakal merekam setiap data kartu yang masih menggunakan teknologi berbasis magnetic stripe.

"Kami tadi sudah melihat CCTV, dan wajahnya itu menyerupai wajah-wajah Rusia atau wajah Timur Tengah, pelakunya ada empat. Dia mematikan CCTV dan memasang alatnya di mesin ATM," katanya.

Setelah mencuri data yang diperlukan, pelaku kemudian membobol uang dalam rekening nasabah Bank Sumut lalu dikirim ke sejumlah rekening bank berbeda. Satu di antaranya merupakan bank asing.

"Orang yang menerima transfer uang hasil skimming belum tentu orang yang benar-benar satu sindikat. Tetapi bisa jadi orang yang hanya boneka, orang yang dititipi. Misalnya dia beri tukang ojek buka rekening Rp500.000 tapi kartu ATM-nya diambil," kata Rahmat.

Selanjutnya, pelaku menarik uang dari rekening yang telah dibobol melalui bank swasta di dua daerah di Luar Sumatra Utara. Yaitu di Bali dan Jawa Barat. Melihat polanya, para pelaku diduga merupakan sindikat internasional.

Walau begitu, Rahmat menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke aparat Kepolisian. Sedangkan untuk uang nasabah yang raib dibobol, Bank Sumut menggantinya menggunakan dana operasional risk.

"Yang paling penting, kami pastikan uang seluruh nasabah Bank Sumut aman. Termasuk yang mengalami skimming, kami akan menggantinya," kata Rahmat.

Setidaknya 83 orang nasabah Bank Sumut menjadi korban skimming. Sebelumnya, pelaku terdeteksi berupaya membobol total uang senilai Rp4,5 miliar. Namun berkat langkah cepat Bank Sumut, pelaku baru bisa membawa lari Rp2,7 miliar.

Menurut Rahmat, total kerugian yang dialami nasabah bervariasi. Mulai dari Rp600.000 hingga Rp60.000.000.

"Kemarin kami mau dibobol Rp4,5 miliar. Yang berhasil diambil Rp2,7 miliar. Sisanya tidak bisa diambil, jam 10.00 WIB kemarin langsung kami matikan. Saat ini total dana nasabah yang raib telah dikembalikan," kata Rahmat.

Upaya skimming ini terdeteksi setelah sejumlah nasabah Bank Sumut melapor telah kehilangan uang dalam rekeningnya. Mereka juga memeroleh pesan pemberitahuan atau notifikasi tentang adanya penarikan tunai meski sama sekali tidak melakukannya.

Pesan pemberitahuan tersebut pun diterima para korban pada waktu yang nyaris bersamaan. Yakni dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

Setelah menyadari ada yang tidak beres, Bank Sumut langsung memblokir rekening sejumlah nasabah sembari melakukan pengusutan.

Rahmat menduga kartu nasabah mereka mengalami skimming saat bertransaksi menggunakan mesin ATM yang berada di suatu pusat perbelanjaan Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatra Utara. Swalayan tersebut diketahui menyediakan tempat untuk sejumlah mesin ATM dari berbagai bank.

Rahmat memastikan bahwa nasabah yang menjadi korban tidak mengalami skimming saat bertransaksi menggunakan mesin ATM Bank Sumut. Sebab, bank pelat merah tersebut kini telah menerapkan sistem berbasis chip pada kartu maupun mesin ATM mereka.

Sedangkan tindak kejahatan skimming menggunakan alat perekam khusus umumnya menyasar kartu ataupun mesin ATM yang masih menggunakan sistem berbasis magnetic stripe.

"Berdasarkan investigasi kami, nasabah Bank Sumut yang menjadi korban skimming tersebut melakukan transaksi di mesin ATM milik bank lain yang masih menggunakan magnetic stripe. Kalau ATM kami semua sudah pakai sistem chip," kata Rahmat.

Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti menjelaskan bahwa mereka telah menerapkan penggunaan mesin dan kartu ATM berbasis chip sesuai National Standard Indonesian Chip Card Specification (NSICCS).

Teknologi ini, kata dia, mampu menangkal tindak skimming alias perekaman data nasabah melalui alat khusus yang biasa dipasang para pelaku di mesin-mesin ATM.

"Kami telah memakai teknologi terkini NSICCS yang memang sesuai ketentuan. Secara sistem, alat kami sudah support teknologi itu seratus persen," kata Arieta.

Direktur Kepatuhan Bank Sumut Eksir mengatakan, tindak kejahatan skimming bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Bahkan, belakangan ini intensitasnya meningkat.

Selama ini, kata Eksir, Bank Sumut selalu berkoodinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Termasuk dalam penerapan teknologi kemananan untuk menangkal tindak kejahatan seperti skimming.

"Ibarat rumah, seketat apapun keamanan, tapi pencuri pasti akan selalu mencari cara untuk membobol," katanya.

Kendati demikian, Eksir memastikan uang nasabah Bank Sumut tetap aman. Dia juga mengatakan bahwa seluruh uang nasabah yang telah dibobol akan diganti.

"Kami respons cepat hal ini. Nasabah yang menjadi korban skimming ini kami ganti tanpa harus menunggu pengaduan," katanya.

Direktur Pemasaran Bank Sumut Hadi Sucipto mengingatkan nasabah mereka agar mengganti kartu ATM yang masih berbasis magnetic stripe menjadi kartu ATM berbasis chip.

Nasabah juga diimbau agar rutin mengganti nomor Personal Identification Number (PIN) ATM secara berkala.

"Kami pastikan semua uang nasabah aman. Tapi kami ingatkan agar tetap meningkatkan hati-hati ketika bertransaksi agar tidak menjadi korban skimming. Sebenarnya semua teknologi pembayaran non-tunai kami ini salah satu tujuannya untuk meminimalisir itu," kata Hadi.

Kepala OJK Regional 5 Sumatra Bagian Utara Yusuf Ansori mengatakan, seluruh uang nasabah di Bank Sumut akan tetap aman. Sebab apabila terjadi fraud seperti skimming, bank akan bertanggung jawab mengganti uang yang hilang.

"Kami sudah minta manajemen mengambil langkah memitigasi risiko," kata Yusuf kepada Bisnis, Selasa (5/7/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper