Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Kota Padang, Sumatra Barat, menerapkan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk pembayaran jasa angkutan kota (angkot) di Kota Padang.
Penerapan QRIS pada angkot ini, Pemko Padang bekerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Padang.
Consumer Business Manager BRI Cabang Padang Mury Wijaya mengatakan penerapan QRIS ini merupakan upaya dari Pemko Padang menuju transaksi digital untuk transportasi umum, dan dalam hal ini QRIS nya bekerja sama dengan BRI.
"Di daerah lainnya sebenarnya sudah memulai QRIS untuk angkutan umum atau angkot. Bukan Padang yang pertama. Tapi khusus di Padang ini, sifatnya masih diterapkan secara bertahap," katanya, Selasa (14/6/2022).
Mury menjelaskan saat ini dapat dikatakan baru sekitar 45 unit angkot yang telah mendaftar untuk menerapkan QRIS pada pembayaran tarif angkotnya.
Diakuinya jumlah itu masih sedikit bila dibandingkan jumlah angkot di Padang yang mencapai 1.800 unit. Hal ini dikarenakan BRI berencana untuk angkot yang kini telah memiliki QRIS akan jadi percontohan.
"Kita akan evaluasi untuk angkot yang telah memiliki QRIS ini. Bagaimana transaksinya, dan apakah ada kendala atau tidak. Jadi kita evaluasi yang ada saat ini," sebutnya.
Menurutnya bila nanti hasil evaluasi menunjukan kabar yang menggembirakan, maka selanjutnya dapat dipastikan QRIS BRI akan menjangkau lebih banyak angkot lagi.
Untuk itu saat ini BRI belum bisa langsung merangkul seluruh angkot untuk menerapkan QRIS tersebut.
"Dalam penerapan QRIS ini BRI tidak memaksa para pengusaha atau sopir angkot untuk punya QRIS. Kita malah memberikan pilihan. Jadi siapa yang mau, kita siap layani," tegasnya.
Sementara itu, salah seorang pengusaha angkot di Padang, Yan Heri, menyambut baik adanya penerapan transaksi non tunai atau QRIS pada angkot.
"Saya melihat ini adalah sebuah inovasi yang bagus. Saya mendukung QRIS ini, karena dapat memberikan banyak manfaat," kata Yan yang juga sebagai Sekretaris Organda Padang.
Menurutnya dengan adanya QRIS itu juga bisa menghindari adanya pungutan di jalan yang dilakukan oleh oknum masyarakat.
"Kalau sudah ada QRIS ini, bila ada yang minta uang kepada sopir angkot bisa dihindari. Kan sopir bisa jawab, kalau transaksi tunai ada lagi, uang hasil narik angkot masuk ke bank," jelasnya.
Dikatakannya teknologi era sekarang terus berkembang dan maju. Sehingga sudah sepatutnya, angkot mengikuti sistem dalam teknologi era sekarang tersebut.
"Sekarang berbagai transaksi bisa dilakukan secara non tunai, cukup menggunakan scan QR Code melalui ponsel pintar, berbagai transaksi sudah bisa dilakukan," ujarnya. (K56).