Bisnis.com, PALEMBANG – Operasi teknologi modifikasi cuaca atau TMC yang dilakukan pemerintah bersama multipihak di Sumatra Selatan dinilai telah mampu mencegah kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
Operasi yang berlangsung sejak 27 Mei 2022 dan akan berakhir pada Sabtu (11/6/2022) itu dilakukan di sejumlah daerah yang memiliki lahan gambut dan rawan karhutla.
Koordinator TMC untuk Sumsel dan Jambi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dwipa Wirawan, mengatakan melalui hujan buatan, maka ketersediaan air di lahan gambut dapat terjaga.
Di mana, salah satunya terlihat tinggi muka air tanah (TMAT) di lahan gambut bisa meningkat sehingga tak mudah terbakar saat kemarau.
“Itu adalah salah satu indikator dari keberhasilan TMC. Selama ini kan yang dikhawatirkan adalah TMAT gambut yang terus menurun saat kemarau tiba,” katanya saat rapat evaluasi operasi TMC, Jumat (10/6/2022).
Dwipa menerangkan pihaknya melakukan 17 kali penerbangan untuk operasi TMC di wilayah Sumsel, yang meliputi Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), serta sebagian wilayah Provinsi Jambi, seperti Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi.
Baca Juga
Dia menambahkan selama operasi TMC pihaknya telah menaburkan total 13 ton garam. Menurut Dwipa, setelah proses TMC, biasanya terjadi hujan selang enam jam kemudian di daerah yang ditembak.
Dia menambahkan operasi TMC rutin berlangsung di Sumsel sejak tiga tahun terakhir jelang musim kemarau. Adapun kegiatan pencegahan itu turut didukung sejumlah pihak, termasuk perusahaan konsesi dan pemasok, seperti APP Sinar Mas dan mitranya.
“Perusahaan pengelola hutan juga mendukung pencegahan karhutla lewat TMC ini,” katanya.
Dia menilai pencegahan merupakan langkah terbaik dalam menangani karrhutla. Pasalnya, jika terjadi kebakaran bakal lebih sulit untuk memadamkan.