Bisnis.com, MEDAN - Pada Maret 2022, Rusia keluar dari daftar negara pangsa ekspor karet Sumatra Utara.
Padahal, negara ini mengimpor karet Sumatra Utara sebanyak 120 ton pada Februari 2022 dan duduk pada urutan ke-22 dari 30 negara tujuan ekspor bulan lalu.
Sedangkan pada Januari 2022, volume ekspor karet ke Rusia tercatat 374 ton dan duduk pada urutan ke-18 dari 34 negara pangsa ekspor.
"Namun, pada bulan Maret tidak ada ekspor ke negara ini," kata Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara Edy Irwansyah, Minggu (10/4/2022).
Menurut Edy, penyebab nihilnya ekspor karet ke Rusia pada Maret 2022 lalu disebabkan kapal pengangkut berhenti beroperasi. Alasannya tak lain karena situasi geopolitik yang sedang memanas antara Rusia dan Ukraina.
"Walaupun tidak ada ekspor ke Rusia, sama sekali tidak mempengaruhi kinerja ekspor," kata Edy.
Pada Maret 2022 lalu, volume ekspor karet Sumatra Utara tercatat 33.882 ton, meningkat 18,1 persen dibanding Februari 2022 yang hanya 28.698 ton.
Peningkatan ini dipengaruhi lonjakan demand atau permintaan dan berkurangnya permasalahan delay shipment atau penundaan pengapalan.
Meski terjadi peningkatan dibanding bulan sebelumnya, ekspor karet Sumatra Utara masih tercatat turun jika dibanding periode yang sama tahun lalu.
Berdasar catatan Gapkindo Sumatra Utara, total volume ekspor karet pada Triwulan I 2022 menurun 4,97 persen menjadi 95.188 ton bila dibandingkan Triwulan I 2021.
Pada Maret 2022, terdapat 31 negara tujuan ekspor karet Sumatra Utara. Lima negara dengan kontribusi terbesar adalah Jepang, China, Brazil, Turki dan Kanada.
Masing-masing persentasenya 38,70 persen, lalu 9,03 persen, kemudian 8,66 persen dan 7,56 persen serta 7,42 persen.