Bisnis.com, PEKANBARU – Organda Pekanbaru mempertanyakan kualitas bahan bakar solar yang dibeli anggotanya di SPBU Pertamina di ibu kota Provinsi Riau tersebut.
Ketua Organda Pekanbaru Sofian Daulay mengatakan pihaknya menerima laporan anggota yang membeli solar di SPBU Pertamina resmi, dan bukan dari penjual solar di pinggir jalan.
"Ini laporannya beli di SPBU resmi bukan solar pinggir jalan, jadi wajar kami heran kualitas solarnya kayak air dan baunya malah bau bensin. Kami masih ada buktinya kami simpan dan lokasi SPBU-nya di sekitar Jalan Soebrantas. Kalau mau menyelidiki kami siap karena ada buktinya," ujarnya, Rabu (30/3/2022).
Tidak hanya itu saja, keluhan dari anggota lainnya datang dari pengusaha agen perjalanan yang melayani trayek Pekanbaru-Taluk Kuantan yaitu PT Damasraya. Perusahaan ini melaporkan kepada Organda Pekanbaru bahwa sembilan unit mobil travelnya mengalami kerusakan mesin atau ngejim.
Menurutnya, kerusakan mesin sampai ngejim ini diduga karena menggunakan solar yang tidak jelas kualitasnya. Dia mempertanyakan kepada Pertamina apakah ada pengawasan di lapangan kepada SPBU yang menjual solar tersebut.
Sebelumnya, dia memaparkan dampak negatif kelangkaan bahan bakar solar dirasakan langsung para pengguna angkutan, termasuk bus antarpropinsi. Salah satu bus harus batal berangkat dan penumpangnya terlantar dari tengah malam sampai pagi.
Sofian mengatakan dampak kelangkaan solar ini sangat berat bagi angkutan umum seperti bus antar kota antar propinsi.
"Kami bicara hati nurani, di terminal Pekanbaru masalah kelangkaan solar ini terjadi setiap hari, ada kemarin kejadian bus AKAP tujuan Medan jam 12 malam kehabisan solar, stok tidak ada dan terlantarlah penumpang puluhan orang sampai jam 7 pagi, menangis pak penumpang di terminal itu," ujarnya.
Menurutnya, para pejabat dan pemimpin daerah bisa tidur nyenyak di malam hari sedangkan pihaknya sibuk membantu mencarikan stok solar yang sangat sulit didapatkan.