Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Minyak Goreng, Gubernur Sumsel Aneh Kebun Sawit Luas Malah Langka

Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru mengaku aneh terhadap kondisi kelangkaan minyak goreng lantaran provinsi itu memiliki kebun kelapa sawit yang luas.
Gubernur Sumsel Herman Deru menjelaskan tentang kondisi perkebunan di Sumsel./Bisnis-Dinda Wulandari
Gubernur Sumsel Herman Deru menjelaskan tentang kondisi perkebunan di Sumsel./Bisnis-Dinda Wulandari

Bisnis.com, PALEMBANG – Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru mengaku aneh terhadap kondisi kelangkaan minyak goreng lantaran provinsi itu memiliki kebun kelapa sawit yang luas.

Hal itu disampaikan Deru saat acara pengukuhan dan pembekalan tenaga pendamping peningkatan produksi perkebunan (TP4), pada Selasa (22/3/2022).

“Satu bulan kemarin kita langka minyak goreng, aneh. Kita punya 1,3 juta hektare (ha) kebun sawit yang setara dengan setiap lima orang di Sumsel ini punya satu ha. Emang kita minum minyak goreng,” katanya.

Menurut Deru, masyarakat dapat mengubah pola pikir terhadap konsumsi minyak goreng sawit dan beralih ke alternatif, salah satunya minyak kelapa.

Pasalnya, kata dia, Sumsel juga memiliki kebun kelapa yang cukup luas. Dia mencontohkan di Kabupaten Banyuasin, yang merupakan sentra pertanian kelapa, mencapai 30.000 ha.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Sumsel Agus Darwa mengatakan produksi kelapa sawit di provinsi itu rata-rata sebanyak 6 ton per ha.

“Produksi kita sebetulnya tidak ada kekurangan, hanya saja masalahnya keseimbangan ekspor dengan kebutuhan dalam negeri,” jelasnya.

Darwa menambahkan bahwa sebelum adanya kebun kelapa sawit, Sumsel lebih dulu memiliki kebun kelapa.

“Sumsel ini punya 65.000 ha kebun kelapa di Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI),” katanya.

Hanya saja, menurut dia, budi daya kelapa sawit sehingga menjadi minyak goreng lebih mudah mulai dari produksi. Sehingga, masyarakat berbondong-bondong menanam kelapa sawit.

“Padahal kelapa itu lebih menjanjikan karena bisa diolah semua, batoknya bisa dibuat karbon, sabut jadi keset kaki, mahal itu tapi orang kita malas,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper