Bisnis.com, PALEMBANG – Pemusatan kawasan atau aglomerasi di Sumatra Bagian Selatan diyakini dapat terbentuk manakala Jalan Tol Trans Sumatra tersambung sepenuhnya.
Ketua Masyarakat Profesional Sumatra Bagian Selatan (Maspro Sumbagsel), Mahatma Gandhi mengatakan kemajuan pembangunan di Sumbagsel cukup fantastis. Hanya saja, masih terdapat tantangan yang perlu dihadapi.
“Jika konektivitas tol di Sumbagsel telah tersambung, maka kontribusi potensi kekayaan daerah semakin optimal,” katanya dalam seminar hasil kajian Maspro Sumbagsel dengan tema Membangun Aglomerasi Sumbagsel untuk Nusantara-Indonesia, Sabtu (12/3/2022).
Dia mencontohkan tol yang tersambung sudah berdampak signifikan untuk Provinsi Sumsel dan Lampung lewat tol Palembang—Lampung.
Demikian pula, jalan bebas hambatan itu mampu menghubungi Sumsel – Jambi dan Sumsel – Bengkulu, yang merupakan wilayah Sumbagsel. Bahkan, konektivitas juga diperlukan untuk Sumsel dan Provinsi Kepulauan Bangka—Belitung.
“Mobilitas masyarakat akan semakin efektif dan efisien. Efek dominonya, semua potensi di Sumbagsel bakal tereksplorasi dengan baik, mulai dari sumber daya alam, manusia dan sektor pariwisata,” jelasnya.
Diketahui, pemerintah terus membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Jalan tol itu akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda, di mana panjang jalan mencapai total 2.704 km dan akan beroperasi penuh pada 2024.
Namun demikian, Gandhi menambahkan, pembangunan di Sumbagsel tak sekadar infrastruktur jalan tol, melainkan pula perlu memerhatikan indeks pembangunan manusia (IPM).
Bercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2021, IPM di Sumbagsel baru mencapai 70,29 persen.
Angka ini sudah mendekati IPM nasional sebesar 71,94 persen. Namun masih lebih rendah dibandingkan IPM Sumatra bagian Utara (Sumbagut) sebesar 72,34 persen.
"Sehingga, kami berpikir agar capaian IPM di wilayah Sumbagsel harus ditingkatkan lagi, kata Gandhi.