Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga LPG Nonsubsidi Berpotensi Jadi Biang Inflasi Sumsel

Fenomena curah hujan tinggi dan La Nina juga perlu dicermati lantaran berpotensi dalam mendorong laju inflasi Sumsel lebih lanjut.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Selatan Erwin Soeriadimadja. istimewa
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Selatan Erwin Soeriadimadja. istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG – Kenaikan harga LPG nonsubsidi dinilai bakal menjadi faktor pendorong inflasi pada awal tahun 2022 di Sumatra Selatan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Selatan, Erwin Soeriadimadja, mengatakan terdapat dua faktor utama yang berpotensi meningkatkan laju inflasi di provinsi itu.

“Kenaikan cukai rokok dan LPG nonsubsidi menjadi faktor pendorong inflasi pada awal tahun ini,” katanya, Jumat (4/3/2022).

Erwin menambahkan fenomena curah hujan tinggi dan La Nina juga perlu dicermati lantaran berpotensi dalam mendorong laju inflasi lebih lanjut.

“Pasalnya kedua kondisi itu bisa menyebabkan gagal panen pada beberapa produk hortikultura di daerah sentra,” katanya.

Meski inflasi Sumsel diperkirakan kembali meningkat, namun bank sentral menilai masih terkendali dan berada dalam rentang sasaran target inflasi nasional, yakni 3 persen +- 1 persen.

Menurutnya, peningkatan kasus Covid-19 berpotensi untuk menahan daya beli masyarakat.

Selain itu, dia melanjutkan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Sumsel bersama satuan tugas (Satgas) Pangan juga terus berkoordinasi untuk menjaga inflasi tetap stabil.

Sementara itu Sekretaris Daerah Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan pihaknya juga telah bekerja sama dengan BI Perwakilan Sumsel untuk mengendalikan inflasi di kota itu.

“Sinergi yang telah terjalin ini diharapkan juga dapat makin mendukung optimalisasi digitalisasi sebagai salah satu poin penting dalam mendukung pemulihan ekonomi dan stabilitas harga,” paparnya.

Diketahui, pada bulan Februari 2022, Inflasi Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang mengalami deflasi sebesar -0,01% (mtm).

Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh deflasi yang bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng dan cabai rawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper