Bisnis.com, PEKANBARU-- Pemerintah menargetkan program peremajaan sawit rakyat (PSR) pada tahun ini mencapai 180.000 hektare, dan diharapkan bisa tercapai sampai akhir 2022.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan komoditas kelapa sawit memberikan kontribusi ekonomi yang besar bagi Indonesia, sehingga harus tetap didorong agar hasilnya berkelanjutan.
"Tahun lalu ekspor sawit Indonesia nilainya total US$32 miliar, dengan melibatkan 16 juta pekerja dan sudah menghasilkan 146 produk turunan. Kami harap produktivitas ini terus terjaga dan meningkat karena itu pemerintah menargetkan 180.000 hektare sawit akan direplanting tahun ini," ujarnya, Kamis (24/2/2022).
Dia mengakui pemerintah terus mengupayakan peningkatan manfaat dari pengolahan komoditas kelapa sawit di Tanah Air. Misalnya dengan menerapkan aturan mandatory B30 atau biodiesel.
Dari regulasi itu, pemerintah mengklaim sudah tidak bergantung lagi kepada impor solar dari pasar luar negeri berkat adanya dukungan sawit, serta mewujudkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Indonesia juga diklaim sudah menggeser dominasi Brasil sebagai negara pengguna biodiesel terbesar di dunia.
Dampak lainnya yang dirasakan yaitu kenaikan harga jual kelapa sawit dari sebelumnya Rp1.000 per kg di 2019, kini sudah mencapai Rp3.600 per kg di Februari 2022 atau naik sebesar 3,5 kali lipat.
"Karena itu pemerintah terus mendorong realisasi program peremajaan sawit rakyat melalui BPDPKS ini dapat meningkat, dengan memberikan hibah Rp30 juta per hektare dan maksimal luas lahan 4 hektare bagi tiap petani," ujarnya.
Airlangga juga berterima kasih kepada dukungan perbankan yang ikut memberikan pembiayaan KUR khusus replanting sawit bagi petani kecil, salah satunya yaitu Bank BRI.
Data pihaknya mencatat hingga kini total KUR replanting yang dikucurkan BRI sudah mencapai Rp1,7 triliun sejak 2019 lalu, untuk petani sawit yang berada di berbagai daerah di Indonesia.