Bisnis.com, MEDAN - Pada 2020 lalu, terdapat tiga dari enam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Sumatra Utara yang mengalami kerugian.
Ketiganya adalah PT Perkebunan Sumatera Utara yang merugi sekitar Rp13 miliar, PT Dirga Surya rugi sekitar Rp762 juta dan PD Aneka Industri dan Jasa rugi sebanyak Rp995 juta.
Sedangkan tiga lainnya menghasilkan laba yaitu PT Bank Sumut, PDAM Tirtanadi dan PT Pembangunan Prasarana Sumatra Utara.
Walau begitu, menurut Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Sumatra Utara Naslindo Sirait, laba ketiganya belum optimal.
"Kondisi keuangannya nilainya sudah positif meskipun belum optimal, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Naslindo di Kantor Gubernur Sumatra Utara, Medan, Senin (17/1/2022).
Untuk mengatasi persoalan itu, Pemprov Sumatra Utara menempuh lima strategi pembinaan pada 2021 lalu. Yaitu fokus pada improvement bisnis, peningkatan kemampuan organisasi pengelola BUMD sehingga profesional.
Kemudian fokus pada penguatan pengawasan dan perkuat Sistem Pengendalian Internal, penyelarasan regulasi, serta akuntabilitas pada pelaporan BUMD.
Berkat cara jitu itu, dua dari tiga BUMD yang mengalami kerugian, perlahan mengalami peningkatan kinerja keuangan, meski satu di antaranya tetap merugi.
PT Perkebunan Sumatera Utara yang sebelumnya merugi Rp13 miliar pada 2020 akhirnya menghasilkan laba sebanyak Rp1,9 miliar pada 2021. Peningkatannya tercatat 114,34 persen.
Begitu juga dengan PD Aneka Industri dan Jasa. Dari yang sebelumnya rugi sebanyak Rp995 juta, pada 2021 justru memberi laba sebesar Rp185,59 juta atau meningkat 119 persen.
Akan tetapi, keuangan PT Dirga Surya masih tetap buntung pada 2021. Walau begitu, nominal kerugiannya berkurang. Yakni dari rugi Rp762 juta pada 2020 menjadi rugi Rp572 juta pada 2021. Pertumbuhannya tercatat 25 persen.
Menurut Naslindo, kerugian yang dialami PT Dirga Surya relatif wajar. Sebab, perusahaan itu masih menjajaki tahap investasi baru.
Secara keseluruhan, kinerja BUMD Pemprov Sumatra Utara mengalami peningkatan.
Total aset yang tercatat per 31 Desember 2021 sebesar Rp40,04 triliun, meningkat 13,17 persen dibandingkan periode yang sama 2020 lalu yang sebesar Rp35,38 triliun.
Pendapatan yang diperoleh pada 2021 juga meningkat 3,02 persen menjadi Rp4,5 triliun. Sedangkan untuk laba juga tercatat menjadi Rp686,96 miliar pada 2021. Jumlah ini meningkat 24,45 persen dibanding laba 2020 yang tercatat senilai Rp552 miliar.
Sebelumnya, Ketua DPRD Sumatra Utara Baskami Ginting menyarankan agar Pemprov Sumatra Utara mengevaluasi seluruh manajemen BUMD karena dianggap tidak bekerja maksimal.
Sebab, sederet BUMD yang dimiliki belum memberi kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"BUMD-BUMD ini tidak berkontribusi bisa karena manajemennya yang kurang beres. Contoh PT Perkebunan Sumatera Utara. Saat ini sawit harganya tinggi, tapi mengapa tidak banyak berkontribusi, sementara perusahaan lain untung terus. Kami lihat manajemennya yang tidak bagus," kata Baskami kepada Bisnis, Minggu (16/1/2022).