Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dispar Sumbar Siapkan Konsep Wisata Baru Menyongsong 2022

Novrial menjelaskan selama ini bicara soal pariwisata, pemerintah seakan tidak memberikan peluang bagi daerah untuk mengeksplor tentang objek wisata yang tengah dibangun oleh daerah.
Geowisata Pincuran Puti yang berada di Kayu Jangguik, Talang Babungo, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Minggu (26/12/2021). Objek wisata ini merupakan objek wisata baru di Sumbar dengan konsep wisata alam yang memiliki story telling yakni soal tempat pemandian para puti. /Bisnis-Noli Hendra
Geowisata Pincuran Puti yang berada di Kayu Jangguik, Talang Babungo, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Minggu (26/12/2021). Objek wisata ini merupakan objek wisata baru di Sumbar dengan konsep wisata alam yang memiliki story telling yakni soal tempat pemandian para puti. /Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Dinas Pariwisata Provinsi Sumatra Barat akan menghadirkan sebuah konsep wisata yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya untuk dipersembahkan pada 2022 mendatang.

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial mengatakan cukup banyak wisata-wisata populer yang ada di Sumbar selama ini. Mulai dari Jam Gadang, Harau, Istano Basa Pagaruyuang, Pantai Padang, Mandeh Pesisir Selatan, Seribu Rumah Gadang, Mentawai, dan beberapa objek wisata lainnya yang tersebar di sejumlah wilayah.

"Yang populer itu sudah banyak di Sumbar ini. Tapi untuk tahun 2022 mendatang, kita akan menghadirkan sebuah konsep wisata yang berbeda dari sebelumnya," kata dia, Senin (27/12/2021).

Novrial menjelaskan selama ini bicara soal pariwisata, pemerintah seakan tidak memberikan peluang bagi daerah untuk mengeksplor tentang objek wisata yang tengah dibangun oleh daerah.

Artinya masyarakat yang tengah membangun sebuah objek wisata, dengan segala rencana dan konsepnya, namun ketika dibicarakan dengan pemerintah, terjadi perbedaan pemikiran.

"Nah untuk yang sekarang dan hingga kedepannya. Saya letakkan masyarakat atau kelompok yang bergerak di bidang pariwisata itu di bagian terdepan," ujarnya.

Menurutnya dengan cara itu, maka potensi pariwisata di daerah akan muncul dengan baik. Karena yang paham dengan potensi daerah adalah masyarakat atau pengelolaannya, bukan pemerintah.

Dengan demikian, Dispar akan menjadi pendukung keberadaan objek wisata yang baru bermunculan itu. Serta menjadi pihak tempat berdiskusi, sehingga tercipta sebuah konsep wisata baik.

Sebagai bukti dukungan pemerintah yakni mendorong pelaku wisata untuk membuat sebuah storytelling terhadap objek wisata. Tujuannya, supaya objek wisata itu memiliki hal yang mampu memancing orang untuk datang.

"Saya melihat sudah saatnya Sumbar itu punya objek wisata yang ada story tellingnya. Karena cukup banyak objek wisata yang ada saat ini, memiliki kisah yang belum terungkap dengan baik," ujarnya.

Novrial mencontohkan kepada objek wisata yang ada di Kabupaten Pasaman khatulistiwa atau equator, yang ada di Bonjol. Mengemas storytelling dalam hal ini, bisa menceritakan bagaimana alam di kawasan equator itu.

"Equator di Pasaman itu bisa disiapkan story tellingnya. Dengan demikian di equator akan lebih menarik untuk dikunjungi. Sehingga setiap orang yang datang, tidak hanya sekedar berdiri di sana saja, tapi ada cerita di lokasi itu," jelasnya.

Dikatakannya konsep-konsep wisata yang demikianlah yang akan menjadi wajah baru pariwisata di Sumbar pada tahun 2022 mendatang.

Artinya tidak menghilangkan kepopuleran wisata yang telah ada, namun dengan adanya konsep wisata itu, akan membuat Sumbar jadi daerah yang membuat wisatawan semakin ingin datang.

"Jadi Sumbar akan selalu di datangi wisatawan. Karena jika itu dan itu saja objek wisata yang ada. Wisatawan merasa Sumbar ini kurang menarik untuk didatangi," tegasnya.

Untuk itu, kendati kalender event pariwisata di Sumbar belum diputuskan. Novrial berharap rencana konsep wisata yang dimaksud bisa berjalan dengan baik pada tahun 2022 mendatang.

"Untuk kalender event pariwisata di Sumbar masih dalam proses pengusulan dari masing-masing daerah. Kita punya 10 destinasi untuk dimasukan dalam kalender event nasional," tutupnya. (k56).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper