Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Mandailing Natal: Nelayan Hanyut Belum Ditemukan, Listrik Mati, Jalan Bisa Dilalui

Bupati Mandailing Natal Jakfar Sukhairi Nasution menetapkan status darurat bencana mulai Sabtu (18/12/2021) hingga Jumat (31/12/2021) mendatang.
Sejumlah unit rumah warga terendam banjir di Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, Minggu (19/12/2021). /Bisnis-Nanda Fahriza Batubara
Sejumlah unit rumah warga terendam banjir di Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, Minggu (19/12/2021). /Bisnis-Nanda Fahriza Batubara

Bisnis.com, MEDAN - Hingga saat ini, seorang nelayan yang hanyut terbawa arus Sungai Batang Natal saat bencana banjir melanda Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, belum ditemukan.

Nelayan itu bernama Zen Batubara, 45. Dia hanyut ketika hendak membenahi tali perahunya pada Minggu (19/12/2021) lalu.

"Sampai saat ini belum ada laporan ditemukan. Petugas kami sudah turun membantu pencarian," ujar Kepala Seksi Pemulihan Sosial Ekonomi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mandailing Natal Julinaida Hasibuan kepada Bisnis, Selasa (21/12/2021).

Seperti diketahui, bencana banjir dan longsor melanda 16 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal pada Jumat (17/12/2021). Setidaknya 16.446 jiwa dari tujuh kecamatan terpaksa mengungsi. Terbanyak dari Kecamatan Natal sekitar 8.000 jiwa.

Bencana ini juga merendam ribuan unit rumah dan fasilitas umum. Sejumlah akses jalan dan pasokan listrik di sejumlah titik sempat putus.

Saat ini, menurut Julinaida, hanya satu kecamatan lagi yang masih terendam banjir tinggi. Yakni di Kecamatan Muara Batang Gadis. Beberapa akses jalan yang sempat putus juga sudah bisa ditembus. Namun terdapat sebagian titik lagi yang belum.

Julinaida mengatakan, tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan akibat banjir. Tapi satu orang nelayan masih dalam proses pencarian.

"Alhamdulillah tidak ada warga yang meninggal dunia. Karena air naik tidak tiba-tiba. Jadi masih bisa menyelamatkan diri," katanya.

Bencana banjir dan longsor melanda 16 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal sejak Jumat (17/12/2021). Beberapa hari sebelumnya, banjir juga melanda Kota Padangsidempuan, dua jam perjalanan darat dari kabupaten tersebut.

Bupati Mandailing Natal Jakfar Sukhairi Nasution lalu menetapkan status darurat bencana mulai Sabtu (18/12/2021) hingga Jumat (31/12/2021) mendatang.

Selang beberapa hari kemudian, seorang nelayan dilaporkan hanyut di aliran Sungai Batang Natal. Warga yang mendengar sempat berupaya mencari hingga ke muara.

"Warga juga sedang mencari seorang nelayan yang hilang. Kejadiannya tadi sore. Proses pencarian sampai ke muara," ujar warga setempat, Ikhwan AB, kepada Bisnis, Minggu (19/12/2021).

Warga Desa Sikara-kara IV Gunawan Mangaraja Siregar membenarkan bahwa banjir yang melanda sejumlah titik di Kecamatan Natal mulai surut. Akan tetapi, aliran listrik di tempat itu masih padam. Sedangkan akses jalan menuju Kecamatan Panyabungan sudah dapat dilintasi meski masih rawan longsor.

"Kondisi sudah surut. Tapi listrik masih mati. Untuk jalan sudah mulai bisa dilewati," kata Wawan kepada Bisnis, Selasa (21/12/2021).

Bencana banjir dan longsor membuat pasokan listrik terkendala di Kabupaten Mandailing Natal. Petugas PLN telah berupaya membenahi kerusakan. Namun karena kondisi, petugas belum bisa berbuat banyak.

"Petugas kami siang malam berproses terus. Karena akses banyak yang belum bisa dilewati, maka kami belum bisa berbuat banyak. Seluruh petugas berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk proses recovery," ujar Pelaksana Tugas Manajer Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah Sumatra Utara Yasmir Lukman kepada Bisnis, Minggu (19/12/2021).

Bencana ini menyebabkan puluhan unit tiang listrik tumbang. Setidaknya 454 unit gardu distribusi dan terdapat 30.195 orang pelanggan yang terdampak. Petugas telah membenahi 240 unit gardu untuk mengalirkan listrik kepada 12.710 pelanggan.

Tak hanya itu, banjir dan longsor juga menyebabkan 40 unit tiang Hantaran Udara Tegangan Menengah (HUTM) milik PLN terbawa banjir dan belum dapat diperbaiki.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menerbitkan peringatan dini tentang dampak dari aktivitas Typhoon RAI di wilayah Laut China.

Berdasar hasil monitoring model analisis sinoptik, aktivitas itu akan memicu tekanan rendah di Semenanjung Malaysia dan konvergensi di wilayah pantai barat Sumatra.

Typhoon RAI akan mengakibatkan peningkatan curah hujan di wilayah Sumatra bagian Utara. Sembilan daerah di Sumatra Utara berada dalam status siaga. Termasuk Kabupaten Mandailing Natal. Sedangkan 18 daerah lainnya berstatus waspada.

Hingga tiga hari ke depan, Kepala Balai Besar BMKG Wilayah I Medan Hartanto memperkirakan Sumatra Utara akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan disertai petir serta angin kencang dengan durasi lama.

Cakupan wilayah yang luas dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologis, yaitu banjir bandang, longsor angin kencang dan gelombang tinggi.

"Menyikapi kondisi tersebut di atas agar para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan terjadinya bencana hidrometeorologis di Sumatra Utara pada 18-21 Desember 2021," ujar Hartanto melalui keterangan tertulis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper