Bisnis.com, MEDAN - Pemprov Sumatra Utara mempunyai tiga jurus untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi positif pada akhir tahun ini.
Menurut Kepala Biro Perekonomian Pemprov Sumatera Utara Naslindo Sirait, ketiga cara yang ditempuh adalah pengoptimalan vaksinasi Covid-19, kemudian pengembangan program peningkatan perekonomian nasional, serta pemberdayaan sektor-sektor riil.
"Tiga hal ini merupakan instrumen yang harus dimainkan oleh pemerintah untuk menjaga pertumbuhan kita positif di akhir tahun," kata Naslindo kepada Bisnis, Rabu (27/10/2021).
Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap laju roda perekonomian dunia. Di Indonesia, pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM dengan berbagai level.
Kebijakan ini, menurut Naslindo, merupakan upaya untuk mengutamakan kesehatan rakyat sekaligus relaksasi untuk perekonomian.
"Tetapi pada 2021 ini berbagai program pemerintah seperti PPKM, melakukan pelonggaran tapi saat melonjak kasus dilakukan pengetatan. Adanya level-level PPKM sebenarnya tujuannya dalam rangka itu," kata Naslindo.
Naslindo mengatakan bahwa pemerintah pusat juga tengah fokus untuk pemulihan ekonomi secara nasional. Di tatanan pemerintah daerah, diharap mampu mengoptimalkan berbagai program tersebut.
Hal lainnya yakni pemberdayaan sektor riil yang berperan besar mendongkrak perekonomian.
"Seperti melihat sektor-sektor ekonomi yang produktif tapi aman, kemudian memberdayakan UMKM dengan mendorong pembiayaan, lalu kita pastikan anggaran pemerintah sebagai stimulus perekonomian bisa terealisasi optimal," katanya.
Sebelumnya, Naslindo juga optimistis pertumbuhan ekonomi akan tercatat positif pada akhir 2021. Naslindo menilai pertumbuhan di angka 2,5 persen hingga 3,3 persen sebagai prediksi yang realistis.
"Jadi angka 2,5 sampai 3,3 persen itu saya pikir hal yang realistis. Bisa bergerak dari yang kontraksi 1,07 ke posisi 2,5 hingga 3 ini saya pikir hal yang tidak terlalu optimis tapi juga realistis, saya pikir begitu," kata Naslindo.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara, perekonomian Sumatra Utara yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 811.282,84 miliar dan PDRB per kapita mencapai Rp 55,18 juta pada 2020.
Pada tahun lalu, ekonomi Sumatra Utara mengalami kontraksi 1,07 persen dibanding capaian tahun 2019 sebesar 5,22 persen.
Dari sisi produksi, kontraksi tertinggi dialami oleh Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 12,77 persen. Dari sisi pengeluaran, kontraksi tertinggi dialami oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 10,36 persen.
Sementara itu, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi di Sumatra Utara bakal mentok di angka 2,5-3,3 persen pada 2021 ini.
Prediksi tersebut terbilang lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi pada 2020 yang mengalami kontraksi.